'Saya Positif Covid Saat Liburan di Amerika, tapi Tak Ada yang Peduli'

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

'Saya Positif Covid Saat Liburan di Amerika, tapi Tak Ada yang Peduli'

Wahyu Setyo Widodo - detikTravel
Selasa, 14 Jun 2022 05:01 WIB
ILE - Linsey Jones, a medical assistant working at a drive-up COVID-19 testing clinic, wears an N95 mask, Jan. 4, 2022, in Puyallup, Wash., south of Seattle. The Biden administration will begin making 400 million N95 masks available for free to Americans starting next week, now that federal officials are emphasizing their better protection against the omicron variant of COVID-19 over cloth face coverings. The White House announced Wednesday that the masks will come from the governments Strategic National Stockpile, which has more than 750 million of the highly protective masks on hand. (AP Photo/Ted S. Warren, File)
Foto: Ilustrasi (AP Photo/Ted S. Warren, File)
Chicago -

Seorang traveler dari Selandia Baru menceritakan pengalaman liburannya ke Amerika Serikat. Di sana dia positif kena COVID-19, tapi tak ada orang yang peduli.

Ashlyn Oswalt sudah 3 tahun tidak berpergian ke Amerika Serikat mengunjungi keluarganya. Begitu pintu perbatasan dibuka, gadis yang tinggal di Selandia Baru ini pun tak menyia-nyiakan kesempatan untuk liburan ke Negeri Paman Sam.

Apesnya, baru seminggu liburan ke AS, Ashlyn dan pasangannya merasakan sakit tenggorokan. Yang pertama merasakan adalah sang kekasih. Namun setelah menjalani tes Antigen, mereka berdua dinyatakan negatif.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka berpikir mungkin dengan istirahat semalam, besoknya kondisi badan sudah membaik. Namun, keesokan paginya, gejala yang dirasakan keduanya malah makin parah.

Setelah menjalani tes, baru diketahui keduanya positif tertular COVID-19. Ashlyn pun menghubungi Departemen Kesehatan dan juga CDC. Mereka pun menyuruh Ashlyn dan pasangannya untuk isolasi mandiri selama 5 hari.

ADVERTISEMENT

Namun ternyata cuma itu saja yang disampaikan oleh CDC dan Departemen Kesehatan AS. Tidak ada apa-apa lagi yang disampaikan oleh otoritas terkait. Ashlyn pun mulai khawatir tentang bagaimana mereka akan kembali ke Selandia Baru.

"Tidak ada data resmi tentang berapa kasus positif di AS seperti di Selandia Baru. Kami bahkan tidak memiliki catatan kapan kami pertama kali positif. Jika kami masih positif sebelum terbang, bagaimana kami membuktikan bahwa kasus kami sudah lama terjadi?" keluh Ashlyn, seperti dikutip dari Stuff NZ, Selasa (14/6/2022).

Ashlyn menilai mereka sama sekali tidak diperhatikan. Tidak ada yang memberi tahu kapan mereka harus menemui dokter. Tidak ada yang bisa memberikan jawaban yang memuaskan bagi mereka.

Akhirnya Ashlyn malah mengontak Pusat Covid-19 Selandia Baru. Dia memasukkan data hasil tes positifnya dan malah mendapat bantuan dari sana.

Beruntungnya gejala COVID-19 yang diderita Ashlyn dan pasangannya juga mulai membaik. Mereka akhirnya bisa kembali pulang ke Selandia Baru.

"Kami akhirnya dites negatif. Kekhawatiran kami reda. Tapi kami tidak tahu kapan akan bisa ke sini lagi. Pengorbanan untuk ke sini sangat sulit," pungkas Ashlyn.




(wsw/fem)

Hide Ads