Dulu Wisata Wendit Jaya, Semua Berubah Sejak Dieksploitasi PDAM Malang

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Dulu Wisata Wendit Jaya, Semua Berubah Sejak Dieksploitasi PDAM Malang

Putu Intan - detikTravel
Rabu, 22 Jun 2022 07:41 WIB
Taman Wisata Air Wendit di Malang
Taman Wisata Air Wendit. Foto: Putu Intan/detikcom
Malang -

Wendit bukanlah tempat wisata biasa. Dengan air yang bersih dan melimpah, tempat ini dieksploitasi berbagai pihak.

Wendit merupakan sumber air yang sudah eksis selama ratusan tahun. Lokasinya berada di Desa Mangliawan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Jaw Timur.

Konon, Wendit ini sudah ada sejak zaman raja-raja dari masa Mataram Kuno, Singosari, hingga Majapahit. Menurut juru kunci di sana, Wendit kemungkinan juga sudah ada sejak zaman pewayangan dan dewa-dewi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena telah berusia lama, tak heran ditemukan beberapa arca di sana. Salah satunya adalah arca Dewa Wisnu yang disimpan di Sanggar Pamujan.

Berlanjut ke zaman Belanda, Wendit ini kerap dikunjungi sebagai tempat peristirahatan dan pemandian. Sayang, pada masa pendudukan Jepang, Wendit sempat rusak dan tak terurus.

ADVERTISEMENT

Akan tetapi karena kegigihan masyarakat, Wendit dapat kembali bangkit. Tempat ini diperbaiki oleh masyarakat secara mandiri dan menjadi tujuan wisata sampai sekarang.

Taman Wisata Air Wendit di MalangTaman Wisata Air Wendit di Malang. Foto: Putu Intan/detikcom

Menurut Sekretaris Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Mangliawan, Teguh Priejatmono, S.Hut, Wendit dulunya begitu populer tak cuma bagi warga Malang tetapi juga Jawa Timur. Tempat ini ramai, masyarakat dapat memanfaatkannya untuk berjualan seperti berdagang makanan, suvenir, menyewakan perahu, dan lain-lain.

Namun kisah manis itu mulai pudar seiring datangnya PDAM Kota Malang ke Wendit pada tahun 1978. Mereka melakukan eksplorasi air untuk kebutuhan masyarakat Kota Malang.

Berdasarkan catatan, hingga saat ini PDAM Kota Malang sudah 4 kali melakukan eksploitasi air di Wendit. Itu dilakukan pada tahun 1980, 1992, 2004, dan 2015.

Adanya eksploitasi ini, membuat tatanan Wendit berubah. Saat ini kita dapat melihat kolam besar di Wendit berada dalam posisi disekat-sekat. Teguh juga berujar, proyek itu mengakibatkan hilangnya situs-situs purbakala.

Dari penelusuran detikcom, pada tahun 2019, PDAM Kota Malang membayar kompensasi sebesar Rp 2 miliar per tahun kepada Pemkab Malang. Besaran uang itu dihitung dari pengambilan air di mata air Wendit.

Akan tetapi, kompensasi yang dibayar PDAM Kota Malang pada Pemkab Malang itu, tak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

"Kompensasi sebatas perjanjian tanpa pernah ada implementasi yang menyangkut perbaikan lingkungan dan perbaikan kehidupan masyarakat menjadi lebih baik," katanya.

Fasilitas di Wendit yang Tidak TerawatFasilitas di Wendit yang tidak terawat. Foto: Putu Intan/detikcom

Justru, pengambilan air dari Wendit, menyebabkan tambahan masalah bagi masyarakat sekitar Wendit. Dari informasi yang dihimpun detikcom, pada 2019, PDAM Kota Malang mengambil air melalui 3 titik, yaitu Wendit I dan Wendit II yang masing-masing 510 liter/detik, dan Wendit III sebesar 480 liter/detik. Jadi total air yang diambil per detik adalah 1.500 liter.

Akan tetapi Teguh tak sepenuhnya percaya pada data itu. Menurutnya, dampak di lapangan tak sesuai dengan besaran angka yang diklaim PDAM Malang.

"Pada titik-titik rumah pompa penyedotan air tidak pernah ada data verifikasi resmi dengan pelibatan masyarakat dalam mengukur keluaran debit dengan alat yang valid," dia menjelaskan.

"Kenyataan di lapangan, eksploitasi yang dilakukan begitu masif dan sporadis, melebihi kemampuan daya dukung kawasan. Ini menyebabkan kehancuran ekosistem, tradisi dan kearifan lokal, banyak sumur warga yang mengering, dan mematikan pencaharian," ujarnya.

Warga Mangliawan menolak eksploitasi air di WenditWarga Mangliawan menolak eksploitasi air di Wendit. Foto: dok. Teguh Priejatmono

Tak sampai di situ, pada 2019, PDAM Kabupaten Malang juga ikut-ikutan mengambil air dari Wendit. Teguh bersama masyarakat Desa Mangliawan pernah menghadang proyek itu.

"Sejak 2019 itu justru semakin hancur. Sejak PDAM Kabupaten Malang ikut-ikutan ambil air dari kolam besar di dalam Wisata Wendit. Debit air yang diambil 225 liter per detik," ujarnya.

Penyedotan air yang masif ini membuat tinggi air di Wendit turun. Akibatnya wisata perahu saat ini tak dapat beroperasi, juga warga yang menjalankan budidaya ikan mengalami kesulitan.



Simak Video "Video: Tampang Pembunuh Wanita di Losmen Kota Malang"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads