Pemilik restoran apung terbesar di dunia di Hong Kong mundur dari klaim tenggelam armadanya. Itu setelah pihak berwenang bergerak menyelidikinya.
Diberitakan CNN, pemilik restoran terapung Hong Kong yang ikonik yang menjadi berita utama di seluruh dunia setelah muncul laporan bahwa restoran itu tenggelam di laut.
Lalu, pada Kamis lalu, si pemilik mundur dari klaim restoran apungnya yang tidak dapat diselamatkan. Sebelumnya, ia bersikeras bahwa kapal itu masih berada di perairan di dekat Paracel Islands.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jumbo Kingdom, sebuah restoran setinggi 80 meter, tiga lantai yang ditata dengan gaya istana kekaisaran China. Armada ini harus mengalami kondisi buruk di akhir pekan lalu saat ditarik melalui Laut Cina Selatan.
![]() |
"Air segera masuk ke dalam dek," kata pemiliknya dalam sebuah pernyataan, Senin.
"Kedalaman air di tempat kejadian lebih dari 1.000 meter, sehingga sangat sulit untuk melakukan pekerjaan penyelamatan," bunyi pernyataan itu.
Tetapi pada hari Kamis, pemilik kapal Jumbo Kingdom yakni Aberdeen Restaurant Enterprises Limited menghadapi tekanan dari pihak berwenang untuk mengungkapkan keadaan di sekitar puing-puing.
![]() |
Mereka mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kapal dan kapal tunda yang menyertainya masih berada di perairan dekat Kepulauan Paracel, dikenal sebagai Kepulauan Xisha di China.
Pernyataan itu, yang diberikan kepada pemerintah Hong Kong, tidak menunjukkan apakah kapal itu masih mengapung atau telah terpisah dari kapal tundanya.
Ada pergeseran dalam pesan, yang diikuti permintaan dari Departemen Kelautan Hong Kong pada grup restoran untuk memberikan laporan tertulis atas insiden tersebut sebagai bagian dari penyelidikan awal.
Seorang juru bicara Aberdeen Restaurant Enterprises Limited mengatakan kepada CNN pada hari Jumat bahwa mereka selalu menggunakan istilah terbalik untuk menggambarkan insiden itu dan tidak pernah mengklaim kapal itu tenggelam.
Ditanya apakah ini bertentangan dengan pernyataan sebelumnya, juru bicara itu mengatakan perusahaan itu diminta untuk melaporkan kedalaman perairan di mana (insiden) terjadi. Dan, mereka menolak untuk menjawab apakah kapal itu dapat diselamatkan atau bisa mengapung.
Selanjutnya, penyelidikan berlanjut >>>
Panggilan untuk penyelidikan
Anggota parlemen Hong Kong saat ini meminta pemerintah untuk meluncurkan penyelidikan yang lebih menyeluruh.
"Kami perlu mengetahui apakah perusahaan kapal tunda terlibat dalam malpraktik atau kesalahan manusia ketika mereka menarik kapal Kerajaan Jumbo," kata Tik Chi-yuen, ketua partai politik Third Side.
Stephen Li, seorang profesor di Departemen Logistik dan Studi Maritim Universitas Politeknik Hong Kong, mengatakan bahwa sangat jarang kapal tenggelam hanya karena cuaca buruk. Ia menambahkan bahwa transportasi laut sangat aman akhir-akhir ini mengingat kemajuan dalam teknologi navigasi.
Tetapi penyelidikan bisa memakan waktu bertahun-tahun, kata Li, terutama karena itu terjadi di luar yurisdiksi Hong Kong. Lokasi kejadiannya ada di perairan internasional.
Departemen Kelautan mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu bahwa pemilik kapal telah menyewa agen untuk memeriksa kapal dan memastikan kapal itu layak sebelum ditarik.
Tidak jelas apakah kapal itu diasuransikan, yang berpotensi memperumit operasi penyelamatan.
Andrew Brooker, direktur pelaksana perusahaan asuransi laut Latitude Brokers yang berbasis di Hong Kong mengatakan sangat tidak mungkin bahwa kapal itu diasuransikan untuk kehilangan atau kerusakan.
"Pasar asuransi laut tidak suka (membawa risiko), kapal tongkang berusia 50 tahun yang ditarik melintasi 1.000 kilometer laut terbuka di musim topan," katanya.
Brooker menambahkan bahwa pemilik Jumbo Kingdom tidak akan diwajibkan secara hukum untuk mengasuransikan kapal di luar perairan Hong Kong.
(msl/ddn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!