TRAVEL NEWS
Hingga Akhir Tahun, Jumlah Penumpang Pesawat Diprediksi Naik Jadi 78 Juta

Dampak dari pandemi COVID-19 memang dirasakan oleh dunia penerbangan. Namun ada perkembangan yang baik di tahun 2022.
Pada tahun 2020, jumlah penumpang pesawat domestik mengalami penurunan sebesar -55,46 persen dibandingkan dengan tahun 2019. Sementara penurunan jumlah penumpang internasional mencapai -80,72 persen dibanding tahun sebelumnya.
Penurunan pun masih terasa di tahun 2021 dengan -5,73 persen dibanding tahun 2020 untuk penerbangan domestik dan -80,56 persen untuk penerbangan internasional. Namun ada angin segar di tahun 2022.
"Perkembangan transportasi udara sudah menunjukkan tren positif di tahun 2022 dengan mulai ada peningkatan jumlah penumpang pesawat domestik maupun internasional, dan prediksi akan terjadi peningkatan jumlah penumpang sebesar 78 juta sampai akhir tahun 2022," kata Direktur DKPPU Dadun Kohar dalam Webinar Bidang Perhubungan Kadin Indonesia, Recovery Plan Industri Penerbangan Indonesia, Kamis (30/6/2022).
Pemulihan penerbangan domestik di tahun 2022 pun sejalan dengan prediksi dari kajian yang dilakukan. Sementara dalam hal keoptimalan penerbangan diprediksi akan kembali membaik di tahun 2024.
"Optimisme pemulihan ekonomi dan industri penerbangan sejalan dengan kajian yang telah dilakukan, oleh INACA dan pihak Universitas Pajajaran pada tahun 2020 lalu, bahwa pemulihan sektor penerbangan akan mulai membaik di awal tahun 2022. Untuk level domestik dan kembali optimal pada tahun 2024. Sementara untuk internasional diprediksi membaik di tahun 2023 dan kembal optimal pada tahun 2024," kata WKU Bidang Perhubungan KADIN Indonesia, Ketua Umum INACA, Denon Prawiraatmadja
Sementara itu, jumlah ketersediaan pesawat yang siap untuk dioperasikan atau serviceable yaitu 335 untuk aircraft AOC (Air Operator's Certificate) 121 dan 222 untuk aircraft AOC 135.
"Melihat angka jumlah pesawat yang siap melayani masyarakat, maka tantangan saat ini dan ke depan peningkatan jumlah armada pesawat dan peningkatan perawatan kapasitas pesawat MRO (Maintenance, Repair and Overhaul) dalam negeri, selain peningkatan upaya efisiensi dan optimalisasi produksi," tambah Dadun.
Untuk itu, peran dan kerja sama harmonis antara regulator dan operator sangatlah diperlukan. Sebab, industri penerbangan tak bisa jalan sendiri.
"Kolaborasi yang baik antara dirjen perhubungan bandara,operator bandara dan maskapai diperlukan untuk bersama-sama mengatasi permaslahan di industri penerbangan," tambahnya.
Simak Video "13 Maskapai Asing Ajukan Penerbangan Langsung ke Bali"
[Gambas:Video 20detik]
(elk/wsw)