Visa Schengen Molor, Traveler yang Mau Liburan ke Eropa Ngeluh

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Visa Schengen Molor, Traveler yang Mau Liburan ke Eropa Ngeluh

Yasmin Nurfadila - detikTravel
Rabu, 06 Jul 2022 16:11 WIB
Bebas visa warga Turki di zona Schengen disetujui
Ilustrasi visa Schengen. (BBC World)
Jakarta -

Lonjakan jumlah wisatawan mulai dirasakan sejak awal 2022. Puncaknya terjadi pada masa liburan musim panas ini. Banyak industri yang kewalahan karena tidak siap dengan peningkatan wisatawan secara drastis. Mulai dari kekacauan di bandara, padatnya wisatawan di destinasi wisata, hingga hotel yang kesulitan memenuhi tingginya permintaan.

Dampak dari naiknya minat masyarakat untuk bepergian juga dirasakan oleh sektor pemerintahan. Terutama kedutaan dan lembaga perwakilan negara yang menangani pembuatan visa.

Salah satu visa yang mendapat permintaan paling tinggi adalah visa Schengen. Permintaan tinggi tidak hanya di Indonesia, tetapi secara global.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di Indonesia sendiri negara-negara Eropa memang menjadi salah satu destinasi yang ingin dikunjungi setelah tertahan pandemi. Hal ini membuat permintaan pembuatan visa Schengen menjadi sangat tinggi.

Umumnya pembuatan visa memakan waktu mulai dari 5 sampai 30 hari kerja. Tergantung kebijakan dari kedutaan yang bersangkutan.

ADVERTISEMENT

Dalam kondisi normal, biasanya visa akan keluar sesuai waktu yang telah ditentukan. Namun kini pembuatan visa molor dari jadwal. Diduga karena panjangnya antrean pemohon visa.

Visa yang keluar lewat dari jadwal tidak hanya terjadi pada satu atau dua orang. Banyak traveler yang tergabung dalam grup perjalanan agen travel yang menjadi korban.

Informasi mengenai fenomena ini sudah sampai di telinga Ketua Umum DPP Astindo (Asosiasi Travel Agent Indonesia) Pauline Suharno. Ia mengkonfirmasi mengenai kabar keterlambatan pembuatan visa Schengen ini.

"Dengar dari agent kemarin hampir setiap hari ada yang visanya nggak keluar," kata Pauline ketika dihubungi detikTravel.

Molornya pembuatan visa ini membuat banyak pihak yang ingin melakukan perjalanan kesulitan. Traveler dan para agen travel biasanya menyesuaikan permohonan pembuatan visa dengan lama waktu pembuatan yang tertera.

Sebelumnya, visa selalu selesai sesuai jangka waktu yang telah diberitahukan. Namun, beberapa minggu belakangan banyak visa yang dikeluarkan lebih lama dari jadwal. Dalam beberapa kasus bahkan visa keluar lewat dari jadwal keberangkatan yang direncanakan.

"Mereka bilang 14 hari kerja, lalu kalau grupnya tanggalnya lebih awal akan didahulukan. Dulu biasanya keluar on time, atau pas-pasan. Sekarang bisa jadi nggak keluar," sambung Pauline.

Hal ini menyebabkan banyak traveler dan agen travel harus memutar otak bahkan merugi. Karena harus menjadwalkan ulang rencana perjalanan yang telah dibuat.

"Kebayang sekarang bentuk satu grup itu nggak mudah, jumlah traveler yang mau berangkat minim, lalu kendala visa nggak keluar, mengakibatkan grup tidak bisa berangkat sesuai dengan jumlah minimal peserta, sehingga mengakibatkan kerugian besar-besaran di travel agent," ungkap Pauline.

Beruntung jika tiket pesawat dan akomodasi yang dipesan memperbolehkan pemesan untuk me-reschedule. Sayangnya, di masa-masa high season seperti saat ini, tidak banyak maskapai dan akomodasi yang memperbolehkan untuk reschedule di menit-menit terakhir.

Kebanyakan dari traveler dan agen travel harus membayar biaya administrasi lebih. Jika ingin melakukan penjadwalan ulang. Tidak jarang juga yang harus merelakan uangnya hangus karena tidak ada opsi reschedule.

"Berikutnya, karena seat sekarang ini penuh, untuk reschedule flight juga hampir tidak memungkinkan dari maskapai. Tiket ketika di-refund pun kena penalti," lanjutnya.

Untuk mengatasi hal ini, Astindo berencana akan melakukan koordinasi dengan kedutaan-kedutaan terkait. Agar terdapat kejelasan mengenai waktu pembuatan visa. Sehingga agen travel dan traveler tidak lagi mengalami kerugian.




(ysn/ddn)

Hide Ads