Jepang jadi destinasi favorit wisatawan Indonesia. Dulu traveler yang pakai e-paspor bisa masuk ke Jepang dengan mudah. Kalau sekarang bagaimana?
Jepang sudah menerima turis sejak 10 Juni lalu. Indonesia sendiri masuk dalam daftar negara kode biru yang mendapat kemudahan persyaratan saat masuk.
Melalui webinar Astindo bersama Japan National Tourism Organization (JNTO), traveler Indonesia perlu menyiapkan beberapa hal untuk bisa masuk ke Jepang. Tanpa perlu sertifikat vaksin dan karantina, masuk ke Jepang hanya perlu hasil tes PCR negatif dalam waktu 72 jam sebelum keberangkatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum pandemi, turis Indonesia memiliki kemudahan untuk masuk ke Jepang lewat e-paspor. Dulu pemegang e-paspor bisa masuk ke Jepang tanpa perlu apply visa.
Tapi, bagaimana setelah pandemi ini?
"Selama pandemi, Jepang memberhentikan sementara visa waiver dari seluruh dunia, termasuk Indonesia. Ini masih berlaku sampai sekarang," ucap Kabul Prihatin, Consular Section Kedutaan Besar Jepang.
Sehingga, pemegang paspor biasa dan e-paspor tetap harus melakukan apply visa ke Kedutaan Besar Jepang. Perbedaannya, kelengkapan dokumen untuk pemegang visa e-paspor akan lebih sedikit dari paspor biasa.
Traveler Indonesia tinggal mendaftarkan diri ke agen travel mana saja di Indonesia yang memiliki paket perjalanan ke Jepang. Setelah itu semuanya diurus oleh agen travel.
"Tak ada sertifikat vaksin, tapi wisatawan harus membeli asuransi perjalanan," jelasnya.
Tidak ada jumlah minimal dalam pembelian asuransi perjalanan. Namun yang pasti asuransi tersebut bisa meng-cover seluruh biaya fasilitas kesehatan, jika yang bersangkutan terkena Covid-19 di Jepang.
"Satu lagi, nama yang mendaftar ke travel agen harus fix. Kalau sudah keluar visanya terus ganti nama, nanti satu rombongan akan dibatalkan dan harus apply visa dari awal," ungkapnya.
Traveler yang mau liburan ke Jepang akan didampingi oleh pemandu dalam setiap perjalanan. Entah dalam sesi kegiatan atau pun sesi bebas setelah jam kegiatan selesai.
"Semua kegiatan harus izin dari pemandu tur. Jadi tidak bisa perpanjang liburan sendiri tanpa pemandu lokal," pungkasnya.
(bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol