Welcome d'travelers !

Ayo share cerita pengalaman dan upload photo album travelingmu di sini. Silakan Daftar atau

ADVERTISEMENT

Rabu, 13 Jul 2022 11:24 WIB

TRAVEL NEWS

Fenomena Gaya Nyentrik ala Bonge Cs yang Viral di Dunia

Syanti Mustika
detikTravel
La Sape adalah komunitas pencinta fashion di Kongo. Mereka rela susah makan ketimbang melepas hobi mereka memakai pakaian desainer ternama Eropa.
Foto: Dok. La Sape
Jakarta -

Bonge Cs mengingatkan kita pada gaya-gaya nyentrik yang sempat viral sebelumnya dari negara lain. Ada Harajuku di Jepang dan La Sape di Kongo.

Sedang ramai dibicarakan para muda-mudi atau Bonge dan kawan-kawan di kawasan Sudirman. Dengan gaya nyentrik mereka berkumpul dan meramaikan Taman Dukuh Atas.

Kelompok-kelompok nyentrik ini tidak hanya ada di Jakarta lho. detikcom telah merangkum, Rabu (13/7/2022) kelompok nyentrik yang viral dan mencuri perhatian dunia.

1. Harajuku style di Jepang

Kamu pecinta anime atau hal yang berhubungan dengan Jepang tentu tidak asing dengan istilah 'Harajuku style' yang nyentrik. Harajuku adalah kawasan populer yang berada di sekitar Stasiun Harajuku di Shibuya, Tokyo.

Harajuku dikenal sebagai kawasan tempat muda-mudi berkumpul dengan beragam gaya. Bisa dikatakan Harajuku menjadi pusat budaya atau mode busana ekstrim di Jepang. Mereka juga menawarkan kawasan belanja dan beberapa situs sejarah di sekitar sana.

Lokasinya mencakup sekitar Kuil Meiji, Taman Yoyogi, Pusat Perbelanjaan Jalan Takeshita, department store Laforet, dan Gimnasium Nasional Nasional Yoyogi.

HarajukuHarajuku style di Tokyo Foto: (iStock)

Jika traveler berkunjung ke Harajuku, jangan kaget dengan warna-warni gaya yang diekspresikan di sini. Mode rambut, mode baju, warna yang saling 'tabrakan', aneka ekspresi dan riasan yang tidak umum bisa kamu temukan di sini. Kreatifitas tanpa batas, mungkin cocok untuk kawasan Harajuku.

Di ini juga terdapat banyak toko-toko trendi, butik, toko thrift, dan gerai makanan yang tentu saja sasarannya muda-mudi pecinta 'Harajuku style'.

2. La Sape di Kongo

Negara Kongo tercatat sebagai negara miskin, kurang gizi, warganya banyak yang sakit dan konflik kepanjangan sepanjang tahun 1990-an. Namun, di tengah kemiskinan tersebut timbul sekelompok orang yang rela bergaya dengan barang branded di tengah kemiskinan mereka.

Kelompok ini dikenal dengan nama 'Sapeur' yang bergaya modis. Istilah Sapeur ini berasal dari akronim bahasa Prancis kelompok sosial mereka, La Société des Ambianceurs et des Personnes Élégantes (Masyarakat Ambianceur dan Orang Elegan). Mereka juga dikenal sebagai komunitas La Sape, sebuah kumpulan orang-orang pencinta fashion dan mode.

Mereka mengenakan pakaian sutera, jas-jas mahal dan kemeja brand terkenal. Meski pada tahun 1980-an keberadaan mereka dilarang, namun beberapa tahun terakhir mereka bangkit kembali. Mereka berkumpul, menari, hingga saling bersaing menunjukkan siapa yang paling terbaik dan mahal dalam bergaya. Para sapeurs beragam usia saling berlomba untuk mencari pengakuan.

La Sape adalah komunitas pencinta fashion di Kongo. Mereka rela susah makan ketimbang melepas hobi mereka memakai pakaian desainer ternama Eropa.La Sape adalah komunitas pencinta fashion di Kongo. Mereka rela susah makan ketimbang melepas hobi mereka memakai pakaian desainer ternama Eropa. Foto: Dok. La Sape

Di tengah konflik dan permasalahan gizi buruk di negara Kongo, para Sapeurs menganggap ambisi mereka menggunakan baju mewah ini sebagai penyembuh pertikaian. Padahal mereka ini bukanlah orang kaya dan berasal dari kalangan ekonomi bawah.

Rata-rata para Sapeur menjalani kehidupan sebagai supir taksi, petani, dan tukang kayu. Sangat berbanding terbalik dengan gaya berpakaian mereka nan hedon dengan saku yang 'makan saja susah'. Jika sebagian besar orang menghasilkan cukup uang untuk makan, bagi Sapeur mendapatkan uang untuk membeli topi dari desainer Perancis atau Italia serta pakaian merek ternama adalah yang utama.



Simak Video "Banyak Tawaran Kerja, Bonge Senang Bisa Hadiahi Orang Tua Motor"
[Gambas:Video 20detik]
(sym/ddn)
BERITA TERKAIT
BACA JUGA