Citilink kembali membuka rute penerbangan Jakarta-Kuala Lumpur pp di saat harga tiket naik pesawat melambung tinggi. Seoptimistis apa Citilink dengan situasi itu?
Pada hari Jumat (15/7) Citilink kembali terbang di rute Jakarta- Kuala Lumpur setelah dua tahun dihentikan karena pandemi. Tentu pembukaan jalur internasional di saat harga aftur naik, menjadi pertanyaan bagaimana Citilink menentukan harga tiket.
"Kami senantiasa berupaya menyeimbangkan antara harga yang harus kita bayar atau pengeluaran yang harus kita keluarkan mengingat harga aftur sekarang ini cenderung meningkat terus. Dan, kami harus berupaya menyeimbangkan antara harga yang kita tawarkan dengan kemampuan masyarakat yang terjangkau juga," ujar ujar Direktur Utama Citilink, Dewa Kadek Ra.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita benar-benar mengupayakan bagaimana caranya di 2 sisi ini agar seimbang, kami tidak menaikkan harga terlalu tinggi sementara cost kita sangat tinggi sehingga kita membuat ini benar-benar seimbang," dia menambahkan.
Untuk penerbangan ke Kuala Lumpur, Citilink menggunakan pesawat Airbus 320 yang memiliki kapasitas 180 bangku.
"Kita akan terbang setiap hari, 7x seminggu. Untuk awal penerbangan ini kita menyediakan harga spesial mulai Rp 1,6 juta. Setiap hari 1 penerbangan PP," dia menambahkan.
Tiket pesawat akan semakin mahal
Merangkum berbagai sumber, sejumlah prediksi menyebut harga tiket pesawat diprediksi akan makin mahal. Itu disebabkan harga bahan bakar yang terus melambung akibat perang Ukraina dan Rusia.
Dikutip dari BBC, Sabtu (16/7/2022), Direktur Jenderal International Air Transport Association (IATA) Willie Walsh mengungkapkan jika naiknya harga bahan bakar akan dibebankan kepada konsumen. Dia mengungkapkan traveler harus menyiapkan diri dengan kemungkinan mahalnya harga tiket pesawat itu. Memang sejak mulai pulihnya ekonomi dunia dari pandemi COVID-19. Konsumsi energi terus meningkat.
Namun, adanya perang antara Rusia dan Ukraina juga turut mengerek harga minyak ke level tertinggi. Apalagi, dengan adanya sanksi yang diberikan oleh sejumlah negara seperti Amerika Serikat (AS) yang melarang impor minyak dari Rusia, lalu Inggris juga akan menyetop pembelian minyak dari Rusia akhir tahun ini.
Walsh menjelaskan harga bahan bakar minyak memang berada pada rekor tertinggi. Apalagi, minyak merupakan salah satu faktor utama penentu biaya atau tiket pesawat.
Bagaimana menurutmu?
(sym/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!