Maskapai Garuda Indonesia terus mengoptimalkan langkah pemulihan kinerjanya. Salah satunya dengan melakukan penambahan frekuensi penerbangan secara bertahap.
Kebijakan ini selaras dengan realisasi peningkatan kapasitas alat produksi Perusahaan setelah dirampungkannya tahapan homologasi Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) maupun negosiasi bersama lessor.
Melalui penambahan frekuensi penerbangan tersebut, pada fase awal ini Garuda merencanakan akan menambah kapasitas layanan penerbangan pada sejumlah rute domestik, seperti rute Jakarta-Batam PP yang akan dioperasikan hingga 11 kali per minggu; Jakarta-Balikpapan PP hingga 11 kali per minggu; Jakarta-Denpasar PP hingga 45 kali per minggu; Jakarta-Kualanamu/Medan PP hingga 21 kali per minggu; Jakarta-Makassar PP hingga 32 kali per minggu; dan Jakarta-Surabaya pp hingga 35 kali per minggu. Selain itu, untuk rute internasional Jakarta-Singapura PP akan dioperasikan hingga 14 kali per minggu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melalui penambahan frekuensi penerbangan tersebut, Garuda diproyeksikan dapat mengoperasikan sedikitnya 850 penerbangan per minggu selama bulan Agustus 2022 mendatang. Artinya akan ada peningkatan sebesar 32 persen dibandingkan bulan Juni lalu yang hanya berkisar di 650 penerbangan per minggunya.
"Penambahan frekuensi penerbangan ini menjadi bentuk komitmen kami sebagai national flag carrier untuk senantiasa memastikan kebutuhan konektivitas udara bagi masyarakat terpenuhi dengan baik melalui layanan penerbangan yang aman, nyaman, dan sehat-utamanya dalam mempersiapkan periode peak season jelang akhir tahun nanti," ujar Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam rilis, Jumat (22/7).
Lebih dari itu, langkah tersebut tentunya diharapkan dapat turut mendukung proses pemulihan pariwisata dan memberikan dampak positif terhadap perekonomian nasional.
"Penambahan frekuensi kami laksanakan secara bertahap melalui evaluasi khususnya terhadap rute-rute yang berkontribusi positif terhadap kinerja perusahaan dan juga secara berkala kami selaraskan dengan ketersediaan armada yang terus kami optimalkan khsususnya sejalan dengan proses negosiasi dengan lessor yang kami laksanakan," kata Irfan.
Garuda berjanji untuk terus bertransformasi menjadi entitas bisnis yang semakin sehat dan berorientasi terhadap profitabilitas, sehingga penambahan frekuensi ini akan dilakukan dengan seksama. Saat ini tren menunjukkan rata-rata tingkat isian penumpang Garuda berhasil dipertahankan hingga mencapai kisaran 84 persen pada setiap penerbangan.
Lebih lanjut, optimalisasi performa kinerja Perusahaan melalui penambahan frekuensi penerbangan turut didukung oleh ketersediaan jumlah armada pesawat serviceable yang meningkat secara bertahap. Pada periode Juli sampai dengan awal Agustus ini Garuda direncanakan akan kembali mengoperasikan tiga pesawat Boeing 737-800 NG yang sebelumnya direlokasi oleh lessor. Langkah tersebut selaras dengan tindak lanjut kesepakatan negosiasi yang telah dicapai perusahaan serta didorong oleh kinerja yang mulai positif.
Irfan menambahkan, dengan jumlah armada serviceable yang diproyeksikan akan terus bertambah secara bertahap ini, Garuda ke depannya juga akan terus memaksimalkan penambahan frekuensi penerbangan ke rute-rute lainnya, sekaligus menggarap berbagai peluang lain.
"Selain fokus dalam optimalisasi rute penerbangan, kami juga akan terus mengembangkan peluang pendapatan usaha lainnya dari lini bisnis di luar penerbangan berjadwal seperti optimalisasi angkutan kargo, ancillary revenue, hingga kerja sama bersama mitra strategis kami lainnya," ujarnya.
"Kami optimistis bahwa dengan terus tumbuhnya tingkat confidence masyarakat secara konsisten untuk melakukan perjalanan, khususnya menggunakan transportasi udara, sinergi dan dukungan penuh dari berbagai stakeholder untuk menghadirkan seamless experienc bagi para pengguna jasa, serta posisi Perusahaan yang saat ini ada di tahap pemulihan kinerja, diharapkan dapat membawa Garuda Indonesia sebagai maskapai yang terpercaya dan profitable," ujar Irfan.
(bnl/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum