Harga Tiket TN Komodo Jadi Polemik, Sandiaga Buka Forum Diskusi Pelaku Ekraf

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Harga Tiket TN Komodo Jadi Polemik, Sandiaga Buka Forum Diskusi Pelaku Ekraf

Yasmin Nurfadila - detikTravel
Jumat, 22 Jul 2022 15:41 WIB
Kunjungan Kerja Presiden Joko Widodo ke Labuan Bajo Bersama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.
(Dok. Kemenparekraf)
Labuan Bajo -

Sandiaga Uno menyiapkan ruang untuk berdiskusi bersama para pelaku parekraf Labuan Bajo mengenai kenaikan tarif Taman Nasional Komodo.

Pada Kamis (21/7/2022) Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja ke Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Barat. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mendampingi Presiden dalam kunjungannya kali ini.

Usai mendampingi Presiden Joko Widodo, Sandiaga membuka dialog bersama para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) setempat. Hal ini dilakukan agar kebijakan tarif yang ditetapkan dapat diterima oleh masyarakat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam rilisnya juga dijelaskan bahwa Sandiaga Uno bersama seluruh pemangku kebijakan terkait akan menerima aspirasi-aspirasi dari para pelaku parekraf, khususnya yang berada di Labuan Bajo.

"Saya siap berdiskusi untuk memberikan pemahaman dan edukasi kepada para pelaku parekraf di Labuan Bajo, bahwa kenaikan harga tiket ini tentunya harus kita letakan kepada isu konservasi," ujar Menparekraf Sandiaga.

ADVERTISEMENT

Keberadaan ruang diskusi ini diperlukan terutama setelah penetapan tarif masuk baru Pulau Komodo dan Pulau Padar menjadi senilai Rp 3,75 juta mulai 1 Agustus 2022.

Sandiaga menuturkan bahwa penetapan ini didasarkan pada kebutuhan konservasi kawasan. Taman Nasional Komodo memiliki daya tampung yang terbatas. Oleh karena itu ditetapkanlah tarif masuk baru disertai dengan pembatasan kunjungan.

"Berdasarkan studi, kawasan taman nasional ini, memiliki carrying capacity yang terbatas. Oleh karena itu diputuskan akan ada pembatasan kunjungan hanya 200 ribu kunjungan per tahun. Selain konservasi ada juga aspek pendidikan dan penelitian agar jumlah komodo yang saat ini tercatat sebanyak 3.300 tidak menurun tapi dipertahankan," katanya.

Penetapan tarif baru ini berlaku di Pulau Komodo dan Pulau Padar. Sandiaga menambahkan bahwa masyarakat yang ingin melihat komodo tanpa dibebani biaya konservasi maka bisa berkunjung ke Pulau Rinca.

"Jika wisatawan ingin melihat komodo tentu bisa melihat ke Pulau Rinca. Bahkan Pak Presiden tadi menjelaskan (komodo) bentuknya sama, ukurannya sama. Tapi kalau ingin ke Pulau Komodo atau ke Pulau Padar tentunya harus dibebani biaya kontribusi konservasi," ujarnya.

Ia juga menerangkan bahwa wisatawan yang sudah melakukan pemesanan dan pembayaran ke TN Komodo sebelum pemberlakuan kebijakan tidak perlu khawatir. Pihaknya akan memberikan kompensasi bagi mereka yang sudah menyelesaikan pembayaran kepada agen perjalanan.

Selain itu, Pulau Rinca juga akan dirampungkan segera. Untuk menjadi alternatif destinasi bagi mereka yang ingin melihat komodo.

"Jadi target yang disampaikan Bapak Presiden tadi, Pulau Rinca segera dipastikan rampung dalam waktu dekat karena ini sebuah alternatif selain Pulau Komodo dan Pulau Padar bagi wisatawan. Namun untuk wisatawan yang sudah booking dan membayar ke travel agent sebelum kebijakan ini ditetapkan akan diberikan tenggat waktu sampai akhir Desember. Jadi jangan khawatir kawasan Pulau Rinca akan segera diselesaikan dan dibuka untuk wisatawan," ujarnya.




(ysn/ysn)

Hide Ads