Pilot Citilink sakit saat bertugas bikin traveler cari tahu bisakah penumpang jadi pengganti. Pilot pengganti tidak bisa diganti oleh sembarang orang.
Pesawat Citilink Q-307 rute Surabaya-Makassar mendarat darurat di Bandara Juanda, Surabaya. Citilink menjelaskan bawah sang pilot Boy Awalia sakit saat bertugas dan memutuskan untuk putar balik ke Bandara Juanda. Seluruh penumpang dan kru kabin selamat.
Di tengah penerbangan itu, awak kabin mencari dokter di antara penumpang. Selang beberapa saat, awak kabin kembali datang pada penumpang dan mencari pilot yang sedang tidak bertugas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam film-film Hollywood, penggantian pilot sering dilakukan oleh awak kabin atau penumpang yang tidak berlisensi. Namun dalam dunia nyata, itu tidak boleh dilakukan.
"Pramugari tidak mungkin menggantikan pilot, karena tugas mereka memberikan pelayanan di pesawat. Kecuali, mereka memiliki lisensi untuk terbang. Tapi, harus dicek lagi," ujar Agus Pambagio, pemerhati dan peneliti Kebijakan Publik kepada detikTravel.
Makanya, awak kabin mencari pilot di antara penumpang dalam penerbangan Citilink itu. Nantinya, Agus bilang, pilot itu pun harus ditanyai lebih lanjut apakah berlisensi sesuai dengan jenis pesawat yang diterbangkan. Misalnya, jika kejadian tidak diinginkan itu terjadi pada Airbus 320 maka akan diutamakan pilot pengganti dengan lisensi pesawat yang sama.
"Kalau ada pilot, tapi lisensinya menerbangkan pesawat komersil Boeing 737 maka tidak boleh langsung menggantikan. Harus lapor dulu ke petugas tower lewat radio," kata dia.
Jika petugas tower mengizinkan barulah orang tersebut boleh menggantikan tugas pilot yang sedang dalam incapativity atau mengalami ketidakmampuan mengoperasikan pesawat.
Kejadian ini juga membuat asumsi kelayakan terbang dari pilot tersebut. Namun, hal ini dibantah oleh Agus.
"Ada persyaratannya, kalau pilot tidak terbang kurang dari 3 bulan maka pilot harus terbang dengan status co-pilot," katanya.
Sementara pilot yang tidak terbang selama lebih dari 3 bulan harus ujian kembali. Sesuai dengan protokol, pilot harus menjalani ujian setiap 6 bulan sekali.
"Jadi itu tidak ada hubungannya, karena dia (Capt Boy Awalia) sudah dicek sebelum berangkat. Kematian bisa terjadi kapan saja dan di mana saja," ujar dia.
(bnl/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan