Welcome d'travelers !

Ayo share cerita pengalaman dan upload photo album travelingmu di sini. Silakan Daftar atau

ADVERTISEMENT

Jumat, 29 Jul 2022 07:41 WIB

TRAVEL NEWS

Warga Komodo Bisa Kuliahkan Anak Berkat Pariwisata, Tapi Kini Tidak Lagi

Wisatawan menikmati keindahan alam Taman Nasional Komodo dari atas bukit Gili laba, Labuan Bajo, Flores, Beberapa waktu lalu. Taman nasional komodo yang telah terpilih menjadi new 7 wonder selain menyajikan alam yang sangat indah juga memiliki hewan khas komodo yang mendiami Pulau rinca dan Pulau Komodo.
Foto: Ilustrasi TN Komodo (Agung Pambudhy/detikcom)
Labuan Bajo -

Dulu, berkat pariwisata warga Desa Komodo bisa menguliahkan anak sampai perguruan tinggi. Namun sekarang, mereka terancam tidak bisa menguliahkan anak lagi.

Adriansyah, warga asli Komodo menuturkan kisah yang cukup mengiris hati kepada detikTravel. Cerita itu mengenai banyaknya anak-anak desa Komodo yang sekarang terancam tidak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi karena orang tua mereka tidak punya biaya.

Kekhawatiran itu muncul menyusul segera diberlakukannya kebijakan harga tiket masuk ke kawasan Taman Nasional Komodo sebesar Rp 3,75 juta. Kebijakan yang disertai pembatasan jumlah wisatawan itu dikhawatirkan akan menurunkan pendapatan warga Komodo yang bergelut di sektor pariwisata.

"Dikhawatirkan kalau kunjungan tamu menurun di pulau Komodo sendiri, ke depannya itu, orang tua yang mempersiapkan anaknya sekolah di perguruan tinggi, akhirnya tertunda," ujar Adriansyah kepada detikTravel di Loh Liang, pulau Komodo, Kamis (28/7/2022).

Perlu diakui, sektor pariwisata besar sekali sumbangsihnya kepada warga Komodo. Ian masih ingat betul, di tahun 2014 ada lebih dari 20 anak di desanya yang berhasil melanjutkan pendidikan ke jenjang S1 perguruan tinggi berkat penghasilan dari sektor pariwisata.

"Secara ekonomi kita sangat terbantu, merubah mindset kami, merubah kehidupan kami, bahkan pendidikan kami juga dibantu dari sektor pariwisata," ujar pria yang berprofesi sebagai guide itu.

Padahal dulu, hanya anak dari bos-bos pemilik kapal saja yang bisa kuliah sampai jadi sarjana. Namun berkat pariwisata, anak dari orang biasa jadi bisa merasakan bangku kuliah.

"Dulu bos-bos pemilik kapal itu saja yang bisa kuliahkan anak. Ketika pariwisata di Labuan Bajo, khususnya di pulau Komodo maju, sekarang jumlahnya (anak kuliah -red) meningkat beberapa puluh kali lipat dari tahun sebelumnya. Artinya apa? sektor pariwisata ini menjadikan kita maju secara ekonomi, sosial, bahkan pendidikan," kata dia.

Ian menyebut, selama 3 tahun terakhir ini, anak-anak dari Pulau Komodo yang bisa melanjutkan ke perguruan tinggi itu jumlahnya menurun, bahkan bisa dihitung jari. Padahal dulu, anak yang bisa kuliah jumlahnya bisa puluhan. Ia pun berharap kebijakan yang memberatkan warga itu batal direalisasikan.

"Kalau misalkan tahun depan tetap kayak gini, ya kemungkinan besar yang nganggur tahun lalu tidak bisa melanjutkan kuliah itu. Harapan kami, jangan sampai tarif tiket ini naik," kata dia.

Simak Video 'Kebijakan Tiket TN Komodo Rp 3,75 Juta Tuai Penolakan Keras Warga Lokal':

[Gambas:Video 20detik]



(wsw/fem)
BERITA TERKAIT
BACA JUGA