Mimpi Mapala UI Wujudkan Pendakian Gunung yang Netral Karbon

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Mimpi Mapala UI Wujudkan Pendakian Gunung yang Netral Karbon

Yasmin Nurfadila - detikTravel
Selasa, 02 Agu 2022 22:20 WIB
Mapala UI kampanyekan Pendakian Netral Karbon melalui program BAKA-RAYA PROJECT.
Mapala UI kampanyekan Pendakian Netral Karbon. (Yasmin Nurfadila/detikTravel)
Jakarta -

Wisatawan dan para pecinta alam juga menjadi salah satu penyumbang emisi karbon. Sebagai upaya untuk menguranginya, Mapala UI adakan kegiatan pendakian netral karbon.

Mapala UI atau mahasiswa pecinta alam Universitas Indonesia merupakan sebuah unit kegiatan mahasiswa (UKM) yang ada di tingkat universitas. Mapala UI merupakan organisasi yang aktif dalam kegiatan alam serta penelitian sosial. Salah satu kegiatan yang rutin dilakukan adalah melakukan pendakian gunung.

Sebagai organisasi yang fokus berkegiatan di alam, Mapala UI tak hanya melakukan penjelajahan. Organisasi ini juga kerap melakukan aksi-aksi yang berdampak positif untuk lingkungan melalui GAUL (Gerakan Aksi Untuk Lingkungan).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sehubungan dengan kondisi alam dunia yang terus mengalami penurunan karena perubahan iklim, Mapala UI ikut ambil bagian dalam melakukan perbaikan. Salah satunya melalui Pendakian Netral Karbon bertajuk BAKA-RAYA PROJECT yang akan dilakukan pada Agustus ini.

Pendakian Netral Karbon akan dilakukan di Taman Nasional Bukit Baka dan Bukit Raya (TNBBBR), Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Pendakian ini akan dilakukan pada 7-28 Agustus 2022 oleh 35 orang yang terdiri atas anggota dan calon anggota Mapala UI serta personel dari Dinas Jasmani Angkatan Darat.

ADVERTISEMENT

Pendakian ini pada dasarnya merupakan bagian dari rangkaian pendidikan calon anggota Mapala UI. Namun ada yang berbeda pada pendakian kali ini karena membawa misi sebagai Pendakian Netral Karbon.

Selain untuk ajang pendidikan calon anggota, pendakian ini juga bertujuan untuk mengampanyekan kesadaran para pendaki dan wisatawan akan emisi karbon yang dihasilkan dari pendakian. Tidak hanya itu, pendakian ini juga diharapkan dapat meningkatkan geliat pariwisata di Kabupaten Sintang yang sempat melesu akibat pandemi.

BAKA-RAYA PROJECT ini juga merupakan bentuk kontribusi Mapala UI terhadap target Indonesia Net Zero Emission pada tahun 2060.

"Kegiatan ini merupakan upaya Mapala UI sebagai salah satu pelopor organisasi pecinta alam agar tetap terus responsif dan adaptif terhadap isu lingkungan secara global. Dengan adanya target Indonesia Net Zero Emission pada tahun 2060, BAKA-RAYA PROJECT menjadi bentuk kontribusi kami untuk turut serta dalam upaya melawan climate change tersebut," kata Ketua Mapala UI Magkma dalam konferensi pers BAKA-RAYA PROJECT di Sekretariat ILUNI UI, Selasa (2/8/2022).

Selain itu, proyek ini juga merupakan bentuk dukungan Mapala UI terhadap program "Towards Climate Positive Tourism through Decarbonization and Eco-tourism" yang diluncurkan Kemenparekraf pada Juli 2022.

"Kami berharap kampanye Pendakian Netral Karbon ini nantinya dapat bersinergi dengan Kemenparekraf serta organisasi terkait lainnya agar dapat bersama-sama mewujudkan pariwisata alam yang ramah lingkungan di Indonesia. Apalagi mengingat yang disampaikan oleh Menparekraf bulan lalu, bahwa Indonesia adalah negara pertama di ASEAN yang berkomitmen Net Zero Emission dalam sektor pariwisata. Jadi sudah sepatutnya kita segera bergerak mewujudkan komitmen itu," kata Ketua Pelaksana BAKA-RAYA PROJECT Rifqi Noor Afwan dalam konferensi pers yang sama.

Selanjutnya: Alasan Dipilihnya TNBBBR

Pendakian ini akan dilakukan di Taman Nasional Bukit Baka dan Bukit Raya (TNBBBR), Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Lokasi ini dipilih karena Kabupaten Sintang memiliki program Rencana Aksi Daerah (RAD) Sintang Lestari yang mengusung semangat yang sama. Yaitu untuk membangkitkan pariwisata dengan tetap memperhatikan keberlanjutan sumber daya alam dan lingkungan.

35 orang yang ikut serta akan berangkat dari Kampus UI Depok menuju Semarang menggunakan kereta. Kemudian dilanjutkan dengan kapal menuju Pelabuhan Dwikora Pontianak.

Setelah itu dilanjutkan dengan perjalanan darat hingga tiba di Kecamatan Nanga Pinoh. Terakhir perjalanan menggunakan speedboat ke wilayah Serawai dan dilanjutkan dengan klotok (perahu kecil khas Kalimantan) ke Desa Rantau Malam, Kabupaten Sintang.

Sesuai dengan semangat yang diusung, perjalanan menuju Kabupaten Sintang tidak ditempuh menggunakan pesawat. Sebagai salah satu upaya untuk meminimalisir jumlah emisi karbon yang dikeluarkan.

Pendakian dilakukan menggunakan jalur Desa Rantau Malam. Selama pendakian, Mapala UI akan menghitung jumlah emisi karbon yang dikeluarkan menggunakan carbon footprint calculator yang mereka kembangkan sendiri.

"Berbeda dari carbon footprint calculator yang telah ada, kalkulator ini dirancang untuk bisa menghitung keseluruhan emisi karbon yang dihasilkan dengan memperhatikan secara detail parameter tiap variabel yang berkaitan erat dengan pendakian, seperti makanan, bahan bakar masak, dan pembukaan jalur di hutan," kata Rifqi.

Nantinya, jumlah emisi karbon yang dikeluarkan selama pendakian akan diganti dengan cara menanam pohon mangrove. Pohon mangrove dipilih karena memiliki kemampuan untuk menyerap karbon empat hingga lima kali lebih banyak dibanding pohon-pohon lain.

Carbon footprint calculator garapan Mapala UI ini ke depannya akan dipublikasikan dalam bentuk website. Sehingga para pendaki dapat menggunakannya dengan bebas. Dengan adanya kalkulator ini, diharapkan para pendaki dapat memulai kebiasaan baru untuk menghitung emisi karbon yang dikeluarkan.

Selain itu, Mapala UI juga akan mengkampanyekan hal ini di media sosial serta mengadakan diskusi panel dan penayangan dokumenter BAKA-RAYA PROJECT. Dengan tujuan agar para pendaki Indonesia memahami serta tertarik untuk mengikuti kampanye #PendakianNetralKarbon ini.

"Kami berharap, rekan-rekan pendaki se-Indonesia nantinya akan menjadikan perhitungan karbon pendakian ini sebagai suatu kebiasaan bersama, sebagai langkah awal penerapan pendakian yang netral karbon," kata Rifqi.

Halaman 2 dari 2
(ysn/wsw)

Hide Ads