Aksi mogok massal pelaku pariwisata menolak tiket masuk Pulau Komodo dan Pulau Padar naik menjadi Rp 3,75 juta berujung ricuh. Polisi menetapkan Ketua Forum Masyarakat Peduli Pariwisata (Formapp) Manggarai Barat berinisial RT sebagai tersangka.
"Tersangka satu orang, inisialnya RT," kata Kapolres Manggarai Barat AKBP Felli Hermanto seperti dikutip dari CNNIndonesia.com.
Aksi mogok itu rencananya dilakukan selama sebulan mulai 1-31 Agustus atau bertepatan dengan regulasi tarif terbaru TN Komodo diterapkan mulai hari ini, Senin (1/8/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alasan aksi mogok itu dikarenakan pihaknya merasa kenaikan biaya tiket Rp 3,75 juta sangat merugikan bisnis pariwisata lokal yang beroperasi di dalam dan di sekitar TN Komodo. Pelaku wisata lokal disebut hanya akan mengalami penurunan jumlah tamu yang nantinya menyebabkan kerugian.
Felli menyebut RT dijerat dengan pasal 14 Undang-udang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan hukum pidana dengan ancaman hukuman 10 tahun penjara.
"Selain itu Pasal 336 ayat (1) dan ayat (2) KUHP tentang kejahatan yang menimbulkan bahaya umum bagi keamanan orang atau barang dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara," ujarnya.
Lebih lanjut, Felli mengatakan pihaknya masih menahan dua orang lainnya yang masih berstatus saksi, yakni L dan Er. Menurutnya, penyidik masih mendalami keterangan mereka.
"Dua orang itu masih berstatus saksi dan masih didalami keterangan mereka," katanya.
Kericuhan menurut Ketua Asosiasi Dokumentasi Lokal di Manggarai Barat, Rio Prakoso bermula saat ratusan pelaku pariwisata di Labuan Bajo menggelar aksi bersih-bersih dan pungut sampah di Puncak Waringin, Labuan Bajo, NTT. Namun, aksi pungut sampah itu berubah menjadi mencekam ketika aparat berdatangan dan meminta mereka bubar.
"Kami hanya bersih-bersih dan pungut sampah, tapi aparat bersenjata tiba-tiba datang dan meminta bubar tadi siang sekitar pukul 12.00 Wita," kata Rio seperti dikutip detikBali.
Rio menyebut, belasan orang yang mengikuti kegiatan bersih-bersih tersebut bahkan dipukuli lalu ditangkap oleh petugas. Setelah penangkapan, beberapa pelaku pariwisata kemudian mendatangi kantor Polres Manggarai Barat. Mereka datang untuk bersolidaritas terhadap kawan yang ditangkap.
Namun, sekitar pukul 20.00 Wita, mereka kembali dibubarkan. Mereka diminta pergi dari kantor Polres Manggarai Barat. Sementara itu, beberapa kawan mereka masih ditahan oleh kepolisian.
"Tadi kami sempat datang ke Polres Manggarai Barat untuk bersolidaritas terhadap kawan-kawan yang ditangkap. Kami sebenarnya damai dan hanya duduk-duduk di depan kantor, tapi petugas kembali membubarkan," imbuh Rio.
Ketegangan pun kembali terjadi. Menurut Rio, aparat bahkan melakukan kekerasan saat membubarkan mereka. Bahkan, Rio menyebut dua orang temannya mengalami luka-luka akibat perlakuan aparat. "Teman saya jadi korban, ada dua orang," imbuhnya.
Sandiaga Minta Semua Pihak Menahan Diri
Dalam kesempatan terpisah, menanggapi kericuhan akibat protes tarif tiket masuk Pulau Komodo di Labuan Bajo, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno meminta semua pihak untuk menahan diri dan tetap tenang.
"Kami memohon setiap pihak untuk menahan diri tetap tenang, berpikiran yang sejuk demi kebangkitan pariwisata dan ekonomi kreatif. Harapan kita penataan yang dilakukan pemerintah dijaga infrastruktur yang sudah dibangun dirawat dengan baik, sampah dibuang pada tempatnya, dan penataan ini akhirnya akan menggerakkan kembali Labuan Bajo dan meningkatkan kunjungan wisatawan. Jangan sampai polemik yang timbul karena upaya pembatasan dan biaya kontribusi konservasi menimbulkan narasi-narasi yang negatif sehingga akhirnya mengurangi kunjungan wisatawan yang berkualitas dan berkelanjutan untuk Labuan Bajo," ujar Sandiaga dalam pernyataan yang diterima, Selasa (2/8/2022) malam.
Sandiaga mengatakan menurut laporan Gubernur NTT, situasi per malam tadi sudah semakin kondusif.
"Saya menghormati aspirasi yang disampaikan masyarakat pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif, masyarakat luas dan terutama yang ada di Labuan Bajo NTT. Kami mengapresiasi masukan aspirasi pemangku kepentingan beberapa hari ini dan menjadi bahan masukan yang nanti akan kami koordinasikan. Aspirasi yang disampaikan tentunya akan membuat upaya kami untuk mensosialisasikan dan mengedukasikan kebijakan konservasi dan peningkatan ekonomi beriringan dengan apa yang pernah disampaikan Presiden Jokowi berkunjung ke Labuan Bajo minggu lalu menjadi pertimbangan langkah ke depan," papar Sandiaga,
Pariwisata di Labuan Bajo Normal
Sementara Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT, Zeth Sony Libing mengatakan aktivitas pelayanan pariwisata di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT sudah kembali normal. Ia memastikan tidak ada aksi mogok massal.
"Semua aktivitas sudah normal, tidak ada lagi aksi mogok yang terjadi di Labuan Bajo," kata Sony, Selasa siang.
Sony membantah jika situasi keamanan di Labuan Bajo tidak kondusif. Menurutnya, aparat keamanan telah dikerahkan untuk menjamin keamanan bagi wisatawan yang berada di Labuan Bajo.
"Tidak ada mogok (dari pelaku pariwisata) dan semua sudah berjalan normal," ujarnya.
Sony mengimbau wisatawan tidak perlu takut untuk datang ke Labuan Bajo. Ia mengakui aksi mogok massal yang terjadi kemarin telah mengganggu psikologis warga dan wisatawan.
Sony menuduh ada pihak-pihak yang mencoba melakukan provokasi dengan mengeluarkan ancaman-ancaman seperti mogok massal.
"Itu adalah provokasi, melanggar hukum," katanya.
Kabid Humas Polda NTT Kombes Arya Sandy mengatakan total anggota kepolisian yang dikirim ke Labuan Bajo sebanyak 427 orang, termasuk 113 anggota Brimob dan 202 anggota Samapta Polda NTT.
Sedangkan Polres Manggarai Barat menyiagakan 237 personel. Selain itu 210 anggota TNI dan 40 anggota Satuan Polisi Pamongpraja juga ikut mengamankan.
Dengan demikian total 914 personel gabungan untuk melakukan pengamanan di Labuan Bajo setelah muncul aksi mogok menolak kenaikan biaya masuk ke Pulau Komodo dan Pulau Padar menjadi Rp3,75 juta.
(ddn/wsw)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol