Senator Australia Pauline Hanson bikin Menparekraf Sandiaga Uno marah karena ucapannya soal Bali. Hanson sendiri dikenal sebagai politikus kontroversial.
Nama Hanson viral setelah dirinya menyinggung Bali dalam pidatonya. Hanson membeberkan penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) yang berasal dari Bali.
"Bali berbeda dengan negara lain, karena sapi bebas berjalan di mana-mana, kotoran sapi bertebaran, dan orang berjalan di atasnya, dan terbawa di pakaiannya, dan orang itu kembali ke negara ini [Australia]," katanya dalam unggahan video di akun Instagram @senatorpaulinehanson, Jumat (5/8), kala mengomentari wabah PMK. Selain itu, Hanson menilai PMK merupakan ancaman serius bagi keamanan hayati Australia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menanggapi ucapan Hanson, Sandi menilai pernyataan senator tersebut tak sesuai fakta.
"Apa yang disampaikan seorang senator Australia @senatorpaulinehanson ini tidak berdasar pada fakta. Secara tegas dan lugas saya sampaikan untuk jangan pernah menghina Bali, ikon dan jantung pariwisatanya Indonesia," tulis Sandi di akun Instagram @sandiuno.
Profil Pauline Hanson
Hanson merupakan politikus Australia yang dikenal dengan pandangan kontroversialnya akan ras dan imigrasi. Ia lahir pada 27 Mei 1954 di Brisbane, Queensland, Australia.
Pada 2016, warga Muslim di Queensland menilai Hanson mengungkapkan komentar rasis terhadap mereka. Mengutip ABC News, ini merupakan respons dari imbauan Hanson soal mengakhiri imigrasi Muslim di Australia.
"Kita berada dalam bahaya terbawa arus umat Muslim, yang menganut budaya dan ideologi yang tak sesuai dengan kita," kata Hanson.
"Islam tak boleh berada secara signifikan di Australia jika ingin hidup dalam komunitas yang terbuka, sekuler, dan kohesif," lanjutnya.
Komentar ini menuai respons dari Ali Kadri.
"Saya merupakan warga Queensland dan dia [Hanson] seharusnya mewakilkan saya di Senat, tetapi dia sangat masa bodoh dengan budaya dan kepercayaan saya, itu mengejutkan," katanya.
"Sayangnya, ini [komentar Hanson] bakal membuat diskriminasi dan rasisme menjadi lebih umum," lanjut Kadri.
The Conversation melaporkan Hanson dapat dideskripsikan sebagai politikus sayap kanan dengan pandangan populis radikal, seperti mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Aliran populis radikal sendiri memandang imigran dan pengungsi sebagai ancaman terhadap keamanan, keselamatan, dan budaya tertentu.
Dalam pandangan Hanson, warga yang bukan asli Australia harus mengasimilasi atau menganut nilai dan budaya Australia. Jika tidak, lebih baik mereka pergi dari negara itu.
Dilansir dari Britannica, Hanson merupakan salah satu pendiri partai Satu Negara. Ia menjadi pemimpin partai tersebut sejak 1997 sampai 2002, pun dari 2014 sampai saat ini.
Hanson merupakan ibu dari empat anak. Ia sempat membuka toko makanan fish-and-chip sebelum terjun ke politik. Toko itu kemudian ditutup pada awal 1997.
Berdasarkan situs resmi pemerintah Australia, Hanson sempat menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Australia untuk Oxley, Queensland, pada 1996.
Ia juga sempat terpilih sebagai Senat untuk Queensland pada 2016 dan terpilih kembali pada 2022.
(pin/pin)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol