Harga tiket pesawat yang masih mahal jadi salah satu keluhan. Sandi ungkap alasan kenaikan serta siasat agar harga tiket tak menghalangi pemulihan pariwisata.
Pemerintah telah merestui kenaikan harga tiket pesawat sejak pekan lalu. Kementerian Perhubungan sebelumnya sudah memberikan kelonggaran kenaikan harga tiket untuk pesawat jenis jet naik hingga 15 persen. Sementara untuk pesawat propeller menjadi 25 persen. Kebijakan ini tertuang dalam KM 142 Tahun 2022.
Dalam pertemuan mingguan bersama media pada Senin (15/8/2022), Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengungkapkan kenaikan tarif tiket pesawat ini menimbulkan keluhan dari masyarakat. Meski begitu, kenaikan ini bukan tanpa alasan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sandi menyebut bahwa kenaikan harga tiket pesawat diperlukan karena naiknya harga avtur. Selain itu, tiket masih mahal karena kurangnya jumlah penerbangan serta terbatasnya jumlah kursi juga menjadi pemicu tambahan.
"Harga tiket masih mahal nih. Betul ya, banyak yang menjadi keluhan dan tarif maskapai penerbangan ini kelonggarannya bagi maskapai penerbangan jenis jet untuk menaikkan tarif hingga 15 persen ini karena ada kenaikan harga avtur. Ini juga dipicu ketidaktersediaannya penerbangan dan jumlah kursi yang terbatas," ujar Sandiaga.
Meski demikian, Sandi tetap menargetkan pemulihan pariwisata dapat dicapai pada akhir tahun saat musim liburan. Untuk mencapai hal tersebut, ia mengingatkan pada masyarakat agar merencanakan liburan dengan baik sehingga mendapatkan harga tiket yang lebih terjangkau.
"Jadi guys yang mau berlibur mari kita rencanakan dengan baik karena kita akan pastikan bahwa pariwisata akan pulih di akhir tahun saat peak season," ujarnya.
Selain dengan perencanaan, Sandi juga mengungkapkan bahwa kenaikan harga tiket pesawat ini dapat disiasati dengan memanfaatkan paket-paket wisata yang dapat mengakomodasi kebutuhan masyarakat. Agar harga tiket yang masih mahal ini tidak berpengaruh secara signifikan.
"Dan kenaikan ini kita bisa sikapi dengan paket-paket pariwisata yang lebih menarik sehingga nanti secara keseluruhan liburan kita tidak memberatkan. Jadi bagi yang mau healing, mau benerin feeling, juga refreshing ini tidak kepalanya pening," kata Sandi.
Ia berharap meski terjadi kenaikan harga tiket pesawat, moda perjalanan udara ini tetap menjadi pilihan utama para wisatawan. "Karena kita gunakan kesempatan untuk memastikan agar liburan nanti (pesawat) tetap menjadi pilihan utama. Walaupun banyak wisatawan domestik nanti kurang lebih sekitar 20-30 persen akan menggunakan jalan darat," ujarnya.
Sementara itu dalam kesempatan terpisah Dirut Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan maskapainya belum menaikkan harga tiket meski ada restu pemerintah untuk menaikkan tarif. "Belum," ujarnya singkat.
(ysn/ddn)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol