Banyak juga alasan turis berpikir hingga dua kali atau enggan kembali datang ke Amerika Serikat (AS). Salah satu alasannya adalah kekerasan dan senjata.
Dilansir dari USA Today, Kamis (18/8/2022) pasangan traveler asal Inggris, Ashley Tickner dan istrinya Georgia, berencana bulan madu ke AS pada awal 2021, tepatnya ke Boston dan New York. Rencana itu gagal karena pandemi Covid-19. Ketika pandemi mereda pun bulan madu tidak segera terlaksana.
Rupanya, mereka khawatir karena masalah keamanan dengan seringnya kabar terjadi penembakan massal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Haruskah (kita) menempatkan diri kita dalam situasi ramai ini di mana Anda tidak tahu?," kata Tickner kepada usatoday.
Sama seperti Erin Holmes, seorang blogger perjalanan Explore With Erin, yang telah menghabiskan waktu bertahun-tahun berkeliling dunia. Dia memutuskan untuk menunda mengunjungi AS lagi. karena kekhawatiran tentang kekerasan senjata.
Mirskikh, yang berasal dari Ukraina dan tinggal di Den Haag, mengunjungi Baltimore ketika dia berusia 16 tahun sebagai bagian dari program pertukaran pelajar. Dia menikmati perjalanan itu, tetapi selama bertahun-tahun, ketika dia melihat laporan tentang penembakan di sekolah dan keluarga yang terpisah di perbatasan AS-Meksiko, dia semakin ragu untuk kembali.
Mereka ini termasuk di antara sejumlah pelancong internasional yang telah memutuskan untuk tidak bepergian ke AS karena ketakutan akan kekerasan senjata dan masalah keamanan lainnya.
Holmes, yang berbasis di Australia Barat menghabiskan dua tahun berkeliling AS bersama keluarganya pada 2015 dan 2016. Mereka bahkan mempertimbangkan untuk pindah ke Amerika Serikat dan memutuskan untuk tidak melakukannya.
Dengan dua anak kecil, putra dan putrinya berusia 5 dan 6 tahun dia tidak dapat melihat dirinya menempatkan mereka di lingkungan di mana mereka perlu mempelajari keterampilan tentang cara bersembunyi dari seorang pria bersenjata.
Halaman berikutnya >>> Jumlah pembunuhan karena senjata api tinggi
Jumlah pembunuhan senjata api AS tertinggi
Menurut analisis data Pew Research Center dari Centers for Disease Control and Prevention, pada tahun 2020 ada 45.222 orang tewas akibat cedera terkait senjata di AS, termasuk pembunuhan, bunuh diri, dan jenis kejahatan lainnya yang kematian terkait senjata.
Bunuh diri menyumbang lebih dari setengah kematian terkait senjata, dan pembunuhan menyumbang 43%.
Menurut kelompok riset nirlaba Arsip Kekerasan Senjata, ada juga 406 penembakan massal dan 19 pembunuhan massal yang dilaporkan di AS pada 8 Agustus.
Bagaimana menurut traveler?
(sym/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan