Welcome d'travelers !

Ayo share cerita pengalaman dan upload photo album travelingmu di sini. Silakan Daftar atau

ADVERTISEMENT

Senin, 22 Agu 2022 05:02 WIB

TRAVEL NEWS

Cokelat dan Dodol Garut yang Dulu Hits Menolak Senja Kala

Cokelat dodol Garut
Cokelat dodol Garut (Foto: Pradita Utama/detikcom)
Garut -

Garut memang terkenal dengan dodol, kulit, hingga cokelat. Ya, ada salah satu pabrik cokelat di sana yang membuatnya dengan aneka isian.

Cokelat dengan jenama ternama dibuat di Garut, seperti Ceres dan Silverqueen. Di tengah dominasi itu, muncullah PT Tama Cokelat Indonesia dengan produk pertama adalah cokelat isian dodol yang langsung diminati masyarakat juga turis.

"Kalau dari awal ini UMKM 2009. Pak Kiki dulu masih pegawai dan keluar dari pekerjaannya, tanpa sengaja, pas masih di Jogja mendapat oleh-oleh dodol dari ibunya," kata Edwin Rinaldi bagian general affair kepada tim detikcom awal Agustus 2022 lalu.

"Kemudian, di dapur ia nyemplungin dodol itu ke adonan cokelat. Ternyata enak, dari situ ia pulang ke Garut dan membuat sebuah produk yang mengawinkan dodol dan cokelat. Isian cokelat itu adalah dodol," dia menambahkan.

"Ternyata setelah di-launching ke masyarakat, diterima dan menjadi buah tangan dari Garut. Karena bukan hanya dodolnya yang sudah terkenal tapi ada bungkus cokelatnya," kata dia lagi.

Singkat cerita, cokelat dodol atau Chocodot itu semakin berkembang. Salah satu inovasi yang digarap adalah menyentuh milenial dengan penciptaan kata-kata yang unik, 'rasa sayang, makin cinta sampai tolak miskin' di bungkusnya.

Cokelat dodol GarutEdwin dari Chocodot Garut (Foto: Pradita Utama/detikcom)

Masa kejayaan Chocodot

Masa keemasan Chocodot sekira tahun 2012. Kala itu, ada artis ibu kota yang mendapat oleh-oleh cokelat isian cabai.

Setelah dipakai untuk konten di acaranya, cokelat isi cabai itu pun meledak di pasaran. Awal mula dari cokelat pedas ini terinspirasi dari keripik pedas yang hits kala itu, bernama Maicih.

"Memang itu kreasi dan bagian research. Inovasi beliau tidak sampai di situ. Lalu melihat produk yang lain, kok ada yang menjual produk pedas berlevel, akhirnya kita coba masukkan cabai, ginger, cinamon, kita mix, dan launch ke pasar ternyata diterima," kata Edwin.

"Dan, yang isian cabe ini memang juara. Karena memang masyarakat kita banyak yang suka pedas, apalagi saat itu dibawa Sule ke OVJ," dia menjelaskan.

"Tetapi ini aneh, manis dan campur pedas. Alhamdulillah itu bisa diterima masyarakat kita," kata dia lagi.

Kembali lagi di masa awal-awal, Chocodot masih menggunakan kemasan yang berbau Garut. Latarnya masih gunung dan sebagainya, karena ingin mempromosikan destinasi yang ada di kota itu.

"Tapi itu untuk lokal yang datang ke Garut. Kata-kata yang tadi untuk konsumen nasional, tidak hanya di lokal Garut saja," kata dia.

"Lalu berkembang lagi, tidak hanya kata 'I Love Garut', kalau orang ke Bali maka mereka bisa melihat 'I Love Bali' kemasannya barong karena bule pengennya identik dengan yang ada di sana," dia menjelaskan.

Selanjutnya, hantaman pandemi >>>

Selanjutnya
Halaman
1 2
BERITA TERKAIT
BACA JUGA