Suasana persawahan yang hijau dan adem membuat Ubud masuk dalam deretan kota terbaik dunia. Ini tentu berdampak bagi pariwisata Ubud.
Media internasional Travel+Leisure telah mengumumkan kota terbaik di tahun 2022. Ubud juga sukses menempati peringkat ketiga sebagai kota terbaik di dunia.
Sebelumnya pada tahun 2021, Ubud menempati posisi keempat. Para pembaca menilai Ubud begitu mempesona karena menyajikan perpaduan unsur alam dan budaya.
Masuknya Ubud sebagai kota terbaik dunia memberikan dampak pada okupansi hotel. The Samsara Ubud, satu dari sekian banyak hotel di Ubud yang diminati wisatawan.
"Kami punya 17 villa, setiap minggu itu selalu full 14-15 villa," ujar Theresia, marketing communication The Samsara Ubud, pada detikTravel.
Sejak masuk dalam daftar kota terbaik dunia, Ubud dirasa semakin penuh.
"Biasanya pemulihan Ubud itu telat, yang ramai duluan itu Kuta, Legian dan Seminyak. Tapi sekarang semua sama. Jadi semua turis ke Ubud," dia menjelaskan.
Theresia bercerita bahwa saat pandemi, hotelnya tetap buka. Sistem booked now pay later, membuat hotel tak punya pilihan untuk tetap menerima tamu.
"Permintaan jelas berkurang dan staff pun banyak yang dirumahkan," kata dia.
Dibalik kurangnya turis, ternyata muncul peningkatan dalam pasar domestik. Sebagai hotel dengan pasar pasangan honeymoon, tamu Indonesia mulai merajai sampai ke daftar 5 besar.
"Pasar utama kita Eropa, Amerika Serikat, Timur Tengah, India dan Indonesia," dia menjelaskan.
Kini okupansi di hotelnya kembali penuh, bahkan hingga September. Tak sedikit turis yang memperpanjang lama tinggal karena masih tak ingin pulang dari Ubud.
"Turis itu paling lama 10 hari. Pernah ada yang turis yang random pesan hotel kita, karena hotel sebelumnya kurang bagus fasilitasnya. Dari satu hari kemudian diperpanjang jadi empat hari, saking tenangnya di sini," tuturnya.
Simak Video "Video: WN Azerbaijan Ditangkap Warga Usai Curi Duit Money Changer di Bali"
(bnl/fem)