Sudah Saatnya Negara Turun Tangan?
Karena alasan itu, muncul wacana Korsel membutuhkan "menteri urusan kesepian." Ini sebenarnya bukan hal baru. Jepang dan Inggris sudah lebih dulu mempunyai menteri yang khusus mengurusi masalah kesepian.
Meski demikian, tampaknya sebagian besar rakyat Korea merasa bahwa penunjukan menteri urusan kesepian belum dibutuhkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hankook Research pernah melakukan jajak pendapat tentang apakah Korea Selatan harus memiliki menteri kesepian. Hasilnya, 46 persen tidak setuju sementara 40 persen setuju.
Baca juga: 5 Aturan Gila di Korea Utara |
Terlepas dari hasil jajak pendapat itu, ada indikasi bahwa pemerintah Korea mau lebih terlibat dalam mengatasi masalah kesepian.
Pada 23 Agustus, Perwakilan Kim Gi-hyeon dari Partai Kekuatan Rakyat yang berkuasa, dan Noh Woong-rae dari oposisi utama Partai Demokrat Korea, menjadi tuan rumah forum perdana untuk menyelesaikan masalah kesepian di Majelis Nasional.
Shin In-chol, asisten profesor sosiologi perkotaan di Universitas Seoul, saat berbicara di forum tersebut, memandang bahwa secara umum masyarakat Korea masih menganggap remeh masalah kesepian.
"Semua orang merasakan kesepian. Emosi yang mereka rasakan melalui konfrontasi dengan atasan atau rekan kerja bisa menjadi bentuk kesepian sosial. Namun mereka yang mengeluh tentang masalah seperti itu cenderung dianggap memiliki masalah dengan keterampilan sosial atau kepribadian mereka," kata dia.
Wakil Menteri Kebudayaan Jeon Byeong-geuk menekankan perlunya peran pemerintah dalam menjalankan berbagai program budaya dan seni di tingkat masyarakat untuk mengatasi isolasi sosial.
Simak Video "Video: Korsel Sebut Korut Tembakkan Rudal Jarak Pendek di Lepas Pantai Timur"
[Gambas:Video 20detik]
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!