Setidaknya delapan pendaki tewas dalam ekspedisi di gunung berapi tertinggi Eurasia. Survivor kini sedang dicari penyelamat.
Mengutip CNN, Selasa (6/9/2022), para pendaki yang terlibat dalam tragedi itu terdiri dari 12 orang, termasuk dua pemandu. Mereka mendaki Gunung Klyuchevskaya Sopka sejak 30 Agustus lalu. Lokasinya di semenanjung Kamchatka timur laut Rusia.
Memiliki ketinggian 4.750 Mdpl, Gunung Klyuchevskaya Sopka adalah salah satu gunung berapi aktif tertinggi di dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kementerian Pertahanan Sipil, Keadaan Darurat, dan Bantuan Bencana Rusia mengatakan kepada media pemerintah bahwa kelompok penyelamat sedang mendaki untuk mencapai para penyintas. Mereka berada di sekitar ketinggian 3.300-4.150 Mdpl.
Para penyelamat berharap untuk mencapai kamp pada tengah malam dan melanjutkan ke atas keesokan paginya saat fajar. Tim itu menghadapi kondisi berbahaya dan tak terduga, angin kencang, suhu yang sangat dingin, dan salju di ketinggian.
"Hasil dari operasi pencarian dan penyelamatan tergantung pada cuaca, awan abu di lereng, gletser yang mencair, semburan lumpur dan jatuhan batu," kata kementerian itu.
Upaya pencarian dan penyelamatan sebelumnya untuk mencapai orang-orang yang terperangkap tidak berhasil. Itu dikarenakan adanya angin kencang mencegah helikopter mendarat di gunung berapi itu hari Minggu, sehari setelah lima anggota kelompok itu tewas.
Pada Senin pagi, tiga orang lagi tewas, kata Wakil Perdana Menteri Rusia Kamchatka Roman Vasilevsky kepada kantor berita Rusia RIA Novosti.
Menteri Situasi Darurat untuk wilayah gunung berapi itu berada telah membuka hotline informasi untuk kerabat pendaki, kata seorang juru bicara kepada RIA Novosti.
"Kerabat dapat mengetahui informasi tentang kemajuan operasi pencarian dan penyelamatan, serta, jika perlu, mendapatkan bantuan psikologis," kata layanan pers kementerian.
Dilaporkan RIA Novosti sebuah kasus kriminal telah dimulai penyelidikannya untuk mencari penyebab kematian.
Baca juga: 6 Tempat Terdingin di Dunia, Dijamin Beku! |
(msl/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum