Ironi Lumba-lumba Tewas usai Dipakai untuk Terapi

Putu Intan - detikTravel
Selasa, 06 Sep 2022 22:11 WIB
Ilustrasi lumba-lumba hidung botol. Foto: (Muhajir Arifin/detikcom)
Jakarta -

Empat ekor lumba-lumba ditemukan mati. Kematian mereka diduga terkait layanan terapi untuk manusia.

Keempat lumba-lumba yang mati itu berjenis lumba-lumba hidung botol. Mereka adalah Flip (37), Frosya (32) bersama bayinya, dan yang terbaru adalah Splash (21).

Splash ditemukan tewas di Pusat Terapi dan Aktivitas Lumba-lumba Onmega di Marmaris, Turkii pada akhir Juli. Dilansir dari The Sun, Selasa (6/9/2022) kematian para lumba-lumba ini merupakan anomali mengingat usia lumba-lumba hidung botol biasanya berkisar 40 hingga 60 tahun.

Karena kejanggalan ini, Tracey zdemir dari grup Inggris Media On Taiji Ocean Defenders mengatakan pengacaranya telah melaporkannya ke jaksa.

"Kami membutuhkan jawaban," kata dia.

"Kami telah meminta pelapor yang memberi tahu kami tentang masalah di tempat terapi itu," dia menambahkan.

Lumba-lumba hidung botol tersebut dijadikan media terapi untuk anak-anak autis. Harganya terbilang fantastis. Untuk paket terapi selama 2 minggu, harganya dipatok 3.329 pound sterling atau sekitar Rp 57 juta.

Autisme sendiri telah lama diyakini dapat diobati dengan berenang bersama lumba-lumba. Lumba-lumba akan membantu anak dengan autisme melatih keseimbangannya.

Akan tetapi hingga saat ini belum ada penelitian yang menyatakan autisme benar-benar dapat disembuhkan dengan bantuan lumba-lumba. Terapi keseimbangan dapat dilakukan dengan cara lain, misalnya naik ayunan atau berkuda.

Sementara itu bila terapi bersama lumba-lumba, penderita autisme harus masuk ke dalam air dan berenang bersama lumba-lumba tersebut. Hal inilah yang diduga membuat lumba-lumba juga ikut stres karena dipaksa bekerja sebagai media terapi.



Simak Video "Video: Potret Lumba-lumba di Losinj yang Bertahan di Tengah Perubahan Iklim"

(pin/fem)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork