Ramai di TikTok Bacha Bazi, Kekerasan Seks Keji Anak-anak di Afghanistan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ramai di TikTok Bacha Bazi, Kekerasan Seks Keji Anak-anak di Afghanistan

Femi Diah - detikTravel
Jumat, 09 Sep 2022 05:01 WIB
Pria Afghanistan melakukan tarian Bazi kepada sekelompok polisi di Charchino di provinsi Uruzgan, Afghanistan, 27 Januari 2013. Tarian ini lumrah dilakukan di masa itu.
Pria Afghanistan melakukan tarian Bacha Bazi di Charchino di Provinsi Uruzgan, Afghanistan, 27 Januari 2013. Tarian ini lumrah dilakukan di masa itu. (Fairfax Media via Getty Images/The Sydney Morning Herald)
Jakarta -

Belakangan ramai tentang bacha bazi di TikTok. Rupanya, ada sejarah kelam dalam tradisi anak baru gede (ABG) lelaki menari di hadapan sekelompok pria dewasa.

Sejumlah video di TikTok menunjukkan ABG lelaki berjoget dengan gemulai. Mereka memakai kemeja lengan panjang dipadu celana bahan yang juga panjang hingga mata kaki.

Mereka berjoget di hadapan para lelaki dewasa. Disebutkan, tarian itu lumrah di Afghanistan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari sejumlah sumber, bacha bazi atau bachabaze merupakan tarian yang dilakukan oleh para remaja lelaki. Tetapi, biasanya para penari berpakaian dan bersolek seperti wanita.

Mereka memoles wajah dengan bedak, blush on, dan lipstik. Mereka pun diharuskan memakai bra serta rok.

ADVERTISEMENT

Tradisi itu disebiut-sebut muncul karena di Afganistan wanita dilarang untuk menari, apalagi di depan pria.

Dari beberapa catatan sejarah, ada yang menyebutkan tradisi tarian bacha bazi diperkenalkan oleh Seyyid Mir Mohammed Alim Khan, keturunan terakhir Gengis Khan, yang memerintah pada 1880-1944. Ada pula yang menuliskan tradisi penari pria berpakaian wanita telah ada di Turki pada masa kesultanan Ottoman.

Tetapi, dalam prosesnya, terungkap bahwa tradisi tarian tersebut mulai bergeser menjadi praktik seks di Afganistan.

Dalam laporan BBC pada 2017 ada hal mencengangkan yang terjadi seusai pesta tarian itu. Para penari 'cantik' tersebut diajak oleh penonton pria ke hotel. Di sanalah prostitusi terhadap remaja terjadi.

Dalam laporan itu disebutkan seorang penari menyebut alasan 'terpaksa' menjadi bacha bazi adalah faktor ekonomi. Remaja berusia 10 tahun kehilangan ayahnya yang meninggal dunia. Tanpa uang dan keluarganya kelaparan, seolah satu-satunya jalan untuk mendapatkan uang adalah menjadi bacha bazi. Dia bilang saat menari dia diberi upah USD 2 atau mendapatkan nasi. Jika ingin lebih maka ada harga yang harus dibayarnya pula.

Si penari cilik itu menolak melaporkan kekerasan seksual yang diterimanya kepada penegak hukum. Sebab, kelompok pria penikmat tarian itu sangat kuat dan kaya. Polisi juga tidak dapat melawan.

Seorang pemuka agama di Afganistan menolak adanya tradisi bacha Bazi, yang masih terjadi di negara tersebut.

"Bachabaze/bacha bazi tidak dapat diterima di agama Islam. Itu adalah kekerasan anak. Itu terjadi karena sistem keadilan tidak bekerja," salah satu pemuka agama Afghanistan.




(fem/fem)

Hide Ads