Balai Konservasi Borobudur menemukan bekas bangunan yang diduga merupakan sebuah candi. Bangunan ini berukuran cukup besar dan terbuat dari batu bata.
Balai Konservasi Borobudur (BKB) melakukan ekskavasi di Situs Samberan, Ringinanom, Tempuran, Kabupaten Magelang. Dalam ekskavasinya ini tim BKB menemukan reruntuhan bangunan yang diduga merupakan sebuah candi.
Bekas bangunan yang ditemukan itu berukuran sekitar 16x14 meter. Uniknya, bangunan yang diduga candi itu terbuat dari batu bata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Situs ini ternyata memang telah diketahui sejak lama sebagai salah satu lokasi yang diduga menjadi tempat keberadaan candi.
"Sejak 1979 sudah ada di laporan JICA bahwa memang di sini ditemukan salah satu yang diduga candi dari batu bata," kata Koordinator Perlindungan BKB Muhammad Taufik di lokasi, Rabu (14/9/2022).
Proyek ekskavasi pun sebenarnya sudah pernah dilakukan dua kali, yakni pada tahun 2002 dan 2019. Pada 2019, ekskavasi yang dilakukan berhasil menemukan sudut-sudut bangunan.
"Terus 2002 itu diekskavasi Balar (Balai Arkeologi), tapi pada saat itu belum banyak yang bisa kita gali dari ekskavasi. Sejak muncul Perpres No 58 Tahun 2014 dijadikanlah kawasan Cagar Budaya Borobudur dan itu diserahkan ke Balai Konservasi Borobudur. Tahun 2019 digali oleh BKB menampakkan 4 sudutnya ini, terus untuk melindungi agar batu bata tidak cepat rusak, terus dibuatlah shelter-shelter," lanjut Taufik.
Barulah ekskavasi ini dilanjutkan kembali pada 2022. Tepatnya sejak Selasa (23/8) hingga Senin (19/9) mendatang.
Selain bangunan yang diduga bekas candi, dalam penggalian ini tim BKB berhasil menemukan sebuah arca berbahan perunggu pada Jumat (26/8). Arca tersebut kini sudah ada di kantor Balai Konservasi Borobudur.
Bangunan candi yang ditemukan ini dibangun menggunakan batu bata merah setebal 5 cm. Diperkirakan candi ini dibangun pada periode yang sama dengan Candi Borobudur, yaitu sekitar abad ke-7 sampai ke-9.
"Batanya bata kuno, bata merah, tebalnya 5 cm, biasanya kan 10 cm. Kalau laporan JICA itu sama kayak Borobudur, abad ke-7 sampai ke-9. Temuannya ada arca perunggu, kita belum bisa identifikasi karena atributnya ada yang hilang. Ditemukan di kedalaman sekitar 2 meter," ujar Taufik.
![]() |
Lokasi situs ini hanya berjarak sekitar 4 km dari Candi Borobudur. Meski begitu, keduanya diyakini tidak saling terkait. Sebab Candi Borobudur merupakan candi bercorak Buddha, sementara candi batu bata ini memiliki corak Hindu.
"Tidak ada (korelasi dengan Borobudur), ini kan kaitannya dengan toleransi beragamanya kan," ujar Taufik.
Dosen Arkeologi FIB UGM Dwi Pradnyawan mengungkapkan bahwa candi ini lebih luas dari Candi Retno (Secang).
"16 x 14 meter itu besar, cuma memang belum diketahui bentuknya. Kecuali memang hanya denahnya dulu karena yang baru bisa diungkap baru sebatas itu," ujarnya.
Menurut Dwi, di wilayah Jawa Tengah belum pernah ditemukan candi serupa dengan ukuran besar.
"Kalau di Jawa Timur banyak, di Jawa Tengah ini untuk denah sebesar ini ya cukup besar. Belum ada contoh bata sebesar ini," katanya.
Ia juga menambahkan bahwa selain fakta bahwa candi ini terbuat dari batu bata, candi ini juga sangat menarik perhatian karena ukuran dan denahnya yang berbeda.
"Dari sisi bangunan berbahan bata itu memang dari skala denahnya yang paling menarik," kata Dwi.
***
Artikel ini telah tayang di detikJateng.
(ysn/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol