Kisah Viral Sampuraga, Anak Durhaka dari Sumatera Utara

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kisah Viral Sampuraga, Anak Durhaka dari Sumatera Utara

Nizar Aldi - detikTravel
Kamis, 15 Sep 2022 16:42 WIB
Tugu atau Pelaminan Sampuraga di Mandailing Natal.
Tugu Sampuraga. Foto: Istimewa/madina.go.id
Madina -

Selain Malin Kundang, kisah anak durhaka juga ada di Sumatera Utara. Kisah ini viral dan menjadi perbincangan karena serupa dan melegenda di masyarakat.

Sumatera Barat punya kisah Malin Kundang yang sudah terkenal ke seluruh nusantara. Namun, Malin Kundang tak jadi satu-satunya kisah anak durhaka yang melegenda. Sumatera Utara juga ternyata memiliki kisah serupa.

Kisahnya dikenal dengan nama Sampuraga. Kisah ini merupakan cerita rakyat turun-temurun di masyarakat Sumatera Utara, terutama bagi mereka yang tinggal di Mandailing.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Legenda ini mengisahkan seorang anak bernama Sampuraga yang tak mau mengakui ibunya setelah ia sukses. Diceritakan awalnya Sampuraga hidup di Padang Bolak atau kini dikenal dengan nama Padang Lawas Utara. Ia hidup bersama ibunya yang berstatus janda.

Suatu hari, Sampuraga pun meminta izin untuk merantau ke daerah Mandailing. Setelah merantau, Sampuraga akhirnya berhasil dan dapat hidup berkecukupan. Ia kemudian menikah dengan saudagar kaya di daerah itu.

ADVERTISEMENT

Sang ibu yang mendengar kabar itu pun datang ke pesta pernikahan sang anak. Sayangnya, setelah tiba di Mandailing, Sampuraga tak mau mengakui ibunya dan mengusirnya. Sang ibu pun sakit hati, menangis, dan memohon kepada Tuhan. Ia berdoa agar anaknya diberikan pelajaran.

Tak lama, terjadi gempa yang oleh masyarakat sekitar disebut dengan suhul. Selain gempa, hujan juga turun tak berkesudahan di daerah tersebut. Beberapa hari setelahnya, penduduk desa tiba-tiba menemukan gundukan tanah dan batu kapur yang dari bawahnya muncul air panas.

Air panas tersebut terus memancar dan saat ini, air panas itu sudah berbentuk waduk. Warga menamai waduk air panas itu dengan sebutan Sampuraga.

Mengenai kisah ini, dosen Antropologi Universitas Negeri Medan dr. Erond L. Damanik mengungkapkan bahwa meski hanya sebuah legenda, namun kisah ini memiliki makna yang dalam.

"Sebenarnya kisah memberikan makna supaya setiap anak jangan pernah merasa malu kepada ibunya, bagaimana pun kondisinya dia tetap ibu yang harus kita hargai," kata Erond, seperti dikutip detikSumut.

Kisah-kisah seperti ini sebenarnya banyak dijumpai di berbagai daerah. Hanya saja dengan nama yang berbeda. Menurut Erond, kisah seperti ini merupakan cara masyarakat untuk mengajarkan etika, khususnya kepada orang tua.

"Ini merupakan cara masyarakat untuk memberikan nasehat kepada anaknya," ujarnya.

Hingga saat ini, waduk Sampuraga masih ada dan dikelola dengan baik sebagai sebuah destinasi wisata kolam air panas. Wisata Sampuraga dapat ditemui di Desa Sirambas, Kecamatan Panyabungan Barat, Mandailing Natal, Sumatera Utara.

Artikel ini telah tayang di detikSumut.




(ysn/ysn)

Hide Ads