Lombok Masih Berkutat dengan Masalah Hotel dan Tak Ramah Turis

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Lombok Masih Berkutat dengan Masalah Hotel dan Tak Ramah Turis

Tim detikcom - detikTravel
Kamis, 22 Sep 2022 11:05 WIB
Penjual menggelar lapak di depan Sirkuit Mandalika
Mandalika (Foto: Dadan Kuswaraharja/detikcom)
Jakarta -

Kemelut masalah pariwisata, terutama hotel, di Lombok masih terus berlangsung hingga kini. Aksi menyembunyikan kamar, mengerek harga hingga ke batas tertinggi masih ada di sana.

Terbaru, ada aksi catcalling di Gili Trawangan yang mencoreng pariwisata Indonesia. Dan, menurut pengalaman detikcom pada tahun 2016, masih ada daerah rawan kriminal di sana yang itu sangat berbanding terbalik dengan Bali.

Bukan sekali ini Lombok punya cerita wisatawan yang nggak enak menginap di hotel, terutama terkait harga hotel. Suatu waktu, pada gelaran MotoGP, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno sampai menyindir harga kamar hotel naik suka-suka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada intinya, Lombok adalah daerah wisata yang sangat cantik. Tapi tak bisa disangka bahwa hotel di sana masih terbilang minim, tidak aman, hingga sarapan bermasalah.

Berikut kemelut pariwisata Lombok:

1. Sebelum MotoGP

Gempa Lombok yang dahsyat membuat pariwisata Lombok meredup pertama kali. Gili saat itu dihembusi isu tsunami yang membuat turis berhamburan dan pasti ada trauma bagi turis asing.

ADVERTISEMENT

Sebelum pandemi Covid-19 menyerang, Gili Trawangan di Lombok menjadi surga bagi turis asing. Tapi, kondisinya mirip pulau hantu saat pandemi saat itu jumlah turis yang datang ke sana jumlahnya minim.

Sejak pintu untuk turis ditutup tahun 2020 lalu, pariwisata Lombok seketika meredup. Senasib dengan tetangganya Bali, destinasi populer di kalangan turis seperti Senggigi hingga tiga gili milik Nusa Tenggara Barat (NTB) ikut terdampak dan mati suri.

Faktanya, Lombok dan Gili Trawangan masih bertahan untuk mencoba hidup hingga saat ini. Walau tak seperti sebelum Covid-19, setidaknya ada keramaian saat weekend.

Bahkan, tiga gili terkenal di Lombok, Trawangan-Meno-Air (Tramena), masih belum merasakan kunjungan turis saat gelaran balap motor World Superbike (WSBK). Pemerintah mengakuinya.

2. Saat MotoGP

MotoGP Mandalika membuat Lombok ramai wisatawan. Tapi ternyata, itu tidak berdampak untuk tiga pulau Gili kesayangan Lombok.

Event Pertamina Grand Prix of Indonesia digadang-gadang sebagai penggenjot pariwisata Lombok, Nusa Tenggara Barat. Sebelum MotoGP, Sirkuit Pertamina Mandalika menggelar event WSBK. Perhelatan ini membuat Lombok mengalami peningkatan pariwisata meski tak signifikan.

MotoGP Mandalika memang membuat Lombok jadi ramai. Penerbangan dari Jakarta laris manis. Bahkan Bali ikut terdampak karena punya penyeberangan ke Lombok. Tapi ternyata ini tak membuat perubahan di tiga pulau Gili. Ya, Gili Trawangan, Gili Air dan Gili Meno masih sepi wisatawan.

3. Polemik hotel

Lewat Instagramnya, Menparekraf Sandiaga Uno meminta agar hotel di Lombok tak sembunyikan kamar demi naikkan tarif. Kendati demikian, Wasekjen PHRI, Maulana Yusran menuturkan bahwa saat momen-momen tertentu hotel memang menaikkan harga dan biasanya terkait paket.

Harga kamar dan sewa mobil saat itu dikabarkan naik drastis hingga mencapai Rp 8 juta per hari. Sandiaga menjelaskan bahwa harga kamar di Gili harga kamarnya sekitar Rp 1 juta tapi di sekitar Mandalika naik menjadi Rp 8 juta per malam dan transportasi juga Rp 8 juta per hari untuk sewa mobil.

Karena terjadi perdebatan soal tarif akomodasi yang mahal jelang MotoGP Mandalika, pemerintah NTB akhirnya menetapkan tarif batas atas. Ini diberlakukan sesuai zonasi.

4. Setelah MotoGP

Terbaru, aksi catcalling yang sangat mengganggu terjadi di Gili Trawangan. Kejadian ini menjadi pengingat yang sangat dasar bahwa masih ada oknum di Lombok masih belum baik ke turis.

Meski demikian, Lombok tak sendiri. Kejadian serupa juga ada di Bali saat bokong wanita turis asing direkam bapak-bapak.




(msl/ddn)

Hide Ads