TRAVEL NEWS
Akhirnya Jepang Terima Turis Lagi, tapi Kamu Siap Tidak dengan Aturannya?

Kabar terbaru dari Jepang membuat turis dunia bahagia. Banyak yang sudah siap-siap ke sana karena Jepang kembali buka pintu untuk siapa saja. Tapi, traveler siap tidak dengan aturannya?
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengumumkan pekan lalu bahwa negara itu akan menghapus banyak kontrol perbatasan covid, mengembalikan keringanan visa dan mengizinkan solo traveler untuk masuk mulai 11 Oktober 2022.
Kerinduan yang terpendam akan Negeri Sakura mulai terlihat. Turis berlomba-lomba memesan tiket penerbangan dan pelbagai akomodasi di Jepang. Apalagi turis Amerika Serikat, mata uang yen yang melemah membuat biaya liburan ke Jepang makin murah.
Kanoko Matsuyama, seorang jurnalis Bloomberg dan warga Jepang punya kekhawatiran dengan kebijakan baru ini. Dalam tulisannya, Kanoko menjelaskan dengan gamblang bahwa meski Jepang membuka diri, namun aturan covid bertahan di tiap sudut Jepang.
"Tidak seperti AS dan Eropa, di Jepang penduduknya memakai maske di dalam ruangan dan tempat umum di luar ruangan, meskipun pemerintah melonggarkan rekomendasinya, suhu tetap diambil saat Anda memasuki gedung dan ada partisi plastik di meja makan restoran," tulisnya.
Ternyata Jepang masih tidak baik-baik saja. Ada rasa ketakutan yang menggelayut di antara rasa rindu akan turis internasional.
"Hotel meminta pelanggan untuk mengenakan sarung tangan plastik untuk melayani diri sendiri dari nampan prasmanan. Penduduk mengikuti kebiasaan ini dengan sukarela," jelasnya.
Satu pertanyaan yang menjadi kekhawatiran Kanoko, akankah turis dapat menyesuaikan diri dari aturan tidak tertulis ini? Jika tidak, apakah mereka akan kebingungan, konfrontasi dan melahirkan kekacauan?
"Saya ingin tahu, apakah kaisar dan permaisuri Jepang, yang melakukan perjalanan ke Inggris untuk menghadiri pemakaman Ratu Elizabeth minggu lalu, akan mengenakan topeng pada upacara dan resepsi. Mereka tidak melakukannya. Keputusan itu dibuat berdasarkan keadaan setempat, menurut laporan media yang mengutip seorang pejabat di Badan Rumah Tangga Kekaisaran," ungkapnya.
Kanoko berharap agar pemerintah Jepang menemukan titik temu di antara kerisauan ini. Karena Jepang membutuhkan pertumbuhan pariwisata untuk mengembalikan perekonomiannya.
"Sekarang turis hanya perlu di sambut. Pembukaan penuh adalah hal yang selama ini tertunda," tutup Kanoko.
Simak Video "Sepertiga Rumah di Jepang Bakal Kosong di Tahun 2030"
[Gambas:Video 20detik]
(bnl/wsw)