Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz melantik Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MbS) sebagai perdana menteri. Apa saja tugasnya?
Dilansir dari AFP Kamis (29/9/2022), keputusan kerajaan soal pergantian posisi pemerintahan itu diumumkan pada Selasa (27/9) malam waktu setempat. Keputusan itu diterbitkan oleh Saudi Press Agency.
Selama ini, Pangeran MbS menjadi penguasa de facto Kerajaan Arab Saudi. Selain itu, Mohammad pun menjabat sebagai menteri pertahanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, perdana menteri dijabat oleh raja.
Kini, setelah MbS menjadi perdana menteri Arab Saudi, posisi menteri pertahanan diisi oleh adiknya, Khalid bin Salman. Sebelumnya, Khalid menjabat sebagai wakil menteri pertahanan.
Kepala kementerian penting lainnya, termasuk Kementerian Dalam Negeri, Luar Negeri, dan Energi tetap sama.
Profil MbS
Pemilik nama lengkap Mohammed bin Salman bin Abdulaziz bin Abdul rahman al-Saud lahir pada 31 Agustus 1985 dan merupakan putra Raja Salman bin Abdul-Aziz Al Saud dari istri ketiganya, Fahdah binti Falah bin Sultan bin Hatsliin.
Pangeran MbS adalah anak sulung dari Fahdah. Ia merupakan anak kedelapan dan putra ketujuh dari Raja Salman. Pangeran MbS memiliki dua saudara kandung, yakni Turki bin Salman dan Khalid bin Salman.
Pada 23 Januari 2015, Pangeran MbS ditunjuk sebagai Menteri Pertahanan Arab Saudi. Kemudian selang dua tahun, tepatnya pada 21 Juni 2017, dia didapuk sebagai Putra Mahkota Arab Saudi.
Kini di usianya yang ke-37, Pangeran MbS ditunjuk sebagai Perdana Menteri Arab Saudi .
Pangeran MbS menikah dengan Putri Sarah binti Pangeran Masyhur bin Abdul Aziz Al Saud. Mereka memiliki 4 anak yakni Pangeran Salman, Pangeran Masyhur, Putri Fahdah, dan Putri Noura.
Arab Saudi telah bertahun-tahun berusaha untuk memadamkan spekulasi mengenai kesehatan Raja Salman yang berusia 86 tahun. Raja Salman memerintah negara pengekspor minyak utama dunia sejak 2015.
Pada 2017, ia menepis laporan dan spekulasi yang meningkat bahwa raja berencana untuk turun tahta demi Pangeran Mohammed.
Raja Salman telah dirawat di rumah sakit dua kali sepanjang tahun ini, yang terakhir tinggal satu minggu di bulan Mei yang melibatkan tes termasuk kolonoskopi, menurut laporan media pemerintah.
Tugas Mbs sebagai PM
Dikutip dari CNN, seorang pejabat Saudi mengungkapkan peran Pangeran MbS sebagai perdana menteri itu sejalan dengan tugas yang diberikan Raja kepadanya. Beberapa tugas itu termasuk menjadi perwakilan Saudi dalam kunjungan asing dan menjadi tuan rumah pertemuan yang diselenggarakan kerajaan.
"Yang Mulia Putra Mahkota Pangeran MbS, berdasarkan perintah raja, telah memantau badan eksekutif utama negara sehari-hari, dan peran barunya sebagai perdana menteri berada dalam konteks tersebut," ujar pejabat itu secara anonim.
Sebagaimana dilansir Britannica, perdana menteri Arab Saudi bertugas memimpin Dewan Menteri. Dewan tersebut bertanggung jawab atas urusan eksekutif dan administratif Arab Saudi, seperti kebijakan asing dan dalam negeri, pertahanan, finansial, kesehatan, dan edukasi.
Direktur Program Timur Tengah di Pusat Strategis dan Studi Internasional (CSIS), Jon Alterman, menilai bahwa penunjukan MbS sebagai perdana menteri tak bakal memberikan perubahan besar dalam kebijakan Saudi.
"Langkah ini menunjukkan status quo, dengan dia mengarahkan agenda para menteri dan berkoordinasi di antara mereka," kata Alterman, dikutip dari South China Morning Post.
"Itu mungkin berhubungan dengan aspek internasional, yakni secara formal menjadikannya kepala pemerintahan ketimbang seorang kepala negara yang sedang menunggu diangkat secara resmi," dia menambahkan.
Dikutip dari The Straits Times, penunjukan putra mahkota sebagai perdana menteri bukanlah sesuatu yang sering terjadi.
Pada 1950-an, mantan Putra Mahkota Faisal al Saud menjadi perdana menteri dan mengambil alih pemerintahan. Namun, ini berujung pada perebutan kekuasaan yang membuat raja Saudi kala itu lengser.
Meski begitu, seorang analis Saudi yang dekat dengan pemerintah kerajaan, Ali Shihabi, menilai hal tersebut tak terjadi saat ini.
Penunjukan MbS sebagai perdana menteri bak "meresmikan situasi de facto", katanya.
"Ini terlambat sebenarnya, mengingat dia (MbS) telah menjadi CEO dari peran kepemimpinan Raja selama bertahun-tahun," Shihabi menambahkan.
Sementara itu, pakar politik Saudi di Universitas Birmingham, Umar Karim, menilai MbS telah melewati fase perebutan kekuasaan dan memenangkannya, sehingga yang terjadi saat ini lebih kepada pengaturan kewenangannya.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Hutan Amazon Brasil Diserbu Rating Bintang 1 oleh Netizen Indonesia