TRAVEL NEWS
Kena Tomcat di Bali, Bule Bilang Mirip Bisa Kobra

Seorang bule Australia liburan ke Bali bersama anak-anaknya. Tak sengaja kena tomcat, kulitnya pun luka seperti luka bakar.
Tomcat atau kumbang kelana jadi anggota serangga yang tinggal di area lembab. Meski tomcat berukuran kecil, racunnya tidak boleh disepelekan karena bisa menyebabkan iritasi dan peradangan kulit yang cukup berat.
Sawah di Bali jadi salah satu habitatnya. Dikutip dari Australia News, seorang bule yang tidak disebutkan namanya curhat di grup Facebook bernama Bali Bogans. Dirinya bercerita bahwa saat liburan di Bali, kakinya bersentuhan dengan tomcat.
Tak seperti serangga lain yang menyerang dengan gigitan atau sengatan, tomcat bisa berbahaya hanya dengan sentuhan. Tomcat memiliki cairan yang mengandung paederin, sehingga dapat membuat kulit melepuh.
"Saya mengalami luka bakar hampir dua minggu yang lalu di kaki saya. Saya pergi ke dokter dan diresepkan krim kortison 1 persen dua kali sehari," tulisnya.
Namun meskipun meskipun sebagian besar luka bakar telah terkelupas. Bule ini mengaku bahwa kulitnya masih terlihat memar.
"Saya tidak merasa itu terjadi jadi tidak tahu di mana saya berada. Baru saja terbangun dengan tanda di kakiku! Saya hanya senang itu terjadi pada saya dan bukan pada salah satu dari anak-anak saya," lanjutnya.
Seingat dia, kecelakaan ini terjadi saat mereka liburan di Sanur.
Curhatannya pun viral dan ditanggapi oleh banyak akun. Mereka kebanyakan adalah bule-bule yang juga rajin liburan ke Bali.
"Bisa tomcat sangat kuat, seperti bisa kobra. Bahkan satu tomcat yang berjalan di seprei bisa membuat kulit Anda terbakar," tulis seorang bule.
Tak cuma satu orang, beberapa akun pun curhat pernah memiliki luka yang sama karena tomcat. Mereka memberi saran agar lukanya cepat sembuh karena kalau tidak diobati dengan benar, bekas luka bisa tetap ada di kulit dalam waktu yang lama.
"Tujuh minggu dan terus bertambah. Punya saya cukup buruk. Sekarang hanya terlihat seperti memar," kata seorang netizen.
Ahli ekologi dan profesor Universitas Sydney Dieter Hochuli mengatakan kepada news.com.au reaksi luka itu bisa terjadi jika orang menyentuh tomcat. "Racun tomcat itu berada di darah betina, dan dilepaskan saat anda kontak," ujarnya.
Menyingkirkan tomcat dari tubuh ternyata dapat menambah masalah, karena Anda akhirnya malah seperti mengolesi racunnya dan menyebarkannya. Inilah yang membuat bentuk lepuhnya linier.
Prof Hochuli mengatakan penelitian menunjukkan dermatitis yang disebabkannya membutuhkan waktu sekitar 12-36 jam untuk muncul. Namun tiap orang memiliki waktu yang berbeda untuk meresponnya.
"Biasanya menyebabkan ruam yang bisa berkembang menjadi lepuh yang sangat buruk. Setelah itu iritasi dan kulit jadi berkerak dan bersisik, itu butuh waktu untuk sembuh," katanya.
Sarannya bagi mereka yang pernah kontak dengan kumbang adalah mencuci terlebih dahulu area yang teriritasi dengan air sabun dingin.
"Jika sangat parah, krim/salep steroid dapat mengurangi efek fisik toksin pada area yang terkena," tambah Prof Hochuli.
Simak Video "Keresahan Pengusaha Rental Motor Lokal di Bali, Kalah Saing dengan Bule"
[Gambas:Video 20detik]
(bnl/ddn)