Welcome d'travelers !

Ayo share cerita pengalaman dan upload photo album travelingmu di sini. Silakan Daftar atau

ADVERTISEMENT

Sabtu, 01 Okt 2022 09:41 WIB

TRAVEL NEWS

Pariwisata Berkelanjutan: Semakin Dilestarikan, Semakin Cuan

Yasmin Nurfadila
detikTravel
Merayakan kemerdekaan dengan Sustainable Race di Desa Laguna, Pulau Karang Bongkok, Kepulauan Seribu.
Ilustrasi program wisata berkelanjutan. Foto: Dok. sebumi.id
Jakarta -

Memperingati Hari Pariwisata Dunia, Bobobox, Kemenparekraf, dan Wise Steps Consulting diskusikan masa depan pariwisata berkelanjutan Indonesia.

Dengan semakin pulihnya pariwisata, ada tren sekaligus kebutuhan yang semakin berkembang. Yakni kebutuhan akan pariwisata yang berkelanjutan.

Hal ini bersesuaian dengan fokus pengembangan pariwisata Indonesia yang tak hanya berkutat dengan masalah kuantitas. Jika sebelumnya masih berfokus pada kuantitas, kini Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) lebih mengedepankan pariwisata yang berkualitas.

"Framework policy guidelines kita jelas. Kita mengarah pada quality tourism. Teman-teman kita di industri, stakeholder itu kita ajak," kata Plt Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Frans Teguh dalam webinar yang diadakan oleh Bobobox, Rabu (28/9/2022).

Webinar yang diadakan dalam rangka memperingati Hari Pariwisata Dunia ini mengangkat tema Rethinking Tourism: Transitioning Into a Greener Tourism. Berkaitan dengan tema tersebut, Frans menuturkan bahwa memang sudah saatnya masyarakat pariwisata memikirkan kembali mengenai konsep atau fokus pariwisata yang mereka bawa. Agar dapat menjadi pariwisata yang lebih berkelanjutan.

"Ada tema yang menurut hemat kami sangat relevan mengenai rethinking tourism. Selayaknya dengan perkembangan yang ada, dengan challenge yg kita miliki, atau dengan dinamika yang terjadi, kita semua masyarakat pariwisata perlu memikirkan kembali, kita menata ulang, kita redifining, kita resetting. Ini sesuatu yang harus menjadi approach strategic untuk mendukung pariwisata yang lebih berkelanjutan," ujarnya.

Untuk mendorong pariwisata yang berkelanjutan menurut Frans perlu adanya skill set yang dibangun. Tak hanya di kalangan stakeholder dan pelaku usaha, melainkan di masyarakat secara umum.

"Kita harus membangun critical thinking. Rethinking tourism juga harus disertai dengan skill set kita, berpikir secara kritis, kreatif, serta saya rasa perlu juga systemic thinking. Jadi comprehensive approach inilah yang harus kita perkuat," ujar Frans.

Ia juga menegaskan bahwa untuk membangun pariwisata berkelanjutan bukan hanya sekadar membangun destinasi. Tetapi juga membangun masyarakatnya.

"Dalam membangun pariwisata yang berkualitas, jangan lupa dengan people," lanjut Frans.

Mengedepankan pariwisata yang berkelanjutan menjadi target penting yang perlu terus diusahakan. Sebab dengan lestarinya sebuah destinasi, maka kesempatan destinasi tersebut untuk terus produktif akan semakin panjang.

"Semakin dilestarikan, semakin mensejahterakan," ujar Frans.

Hal ini juga disepakati oleh Founder dan CEO Wise Steps Consulting Mochamad Nalendra. Ia menyampaikan bahwa ketika suatu wilayah atau destinasi telah menjadi aset. Maka aset tersebut harus terus dijaga dan dilestarikan. Jika tidak, maka aset tersebut tak akan lagi menghasilkan pendapatan.

"Ketika itu menjadi aset dan kita tidak menjaga itu sebagai aset, maka itu tidak bisa kita promosikan lagi," ujarnya.

CEO dan Co-Founder Bobobox Indra Gunawan juga menegaskan hal serupa. Ia menitipkan pesan bahwa pelaku usaha di bidang pariwisata tak hanya bertugas untuk mencari penghasilan. Namun juga memiliki tanggung jawab untuk melestarikan.

"Pelaku wisata tidak hanya berfokus mencari cara menghasilkan, tetapi juga bagaimana cara menjaganya," kata Indra.



Simak Video "Kemenparekraf Akan Gencarkan Sosialisasi soal Kekayaan Intelektual"
[Gambas:Video 20detik]
(ysn/fem)
BERITA TERKAIT
BACA JUGA