Nambah Terus Bule Berulah di Bali, Kali Ini Duduki Tempat Sakral

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Nambah Terus Bule Berulah di Bali, Kali Ini Duduki Tempat Sakral

Chairul Amri Simabur - detikTravel
Minggu, 02 Okt 2022 05:01 WIB
Petugas Desa Candikuning dan Polsek Baturiti saat melakukan kroscek ke Pura Teratai Bang yang salah satu bangunannya diduduki seorang bule, Sabtu (1/10/2022).
Foto: Petugas Desa Candikuning dan Polsek Baturiti saat melakukan kroscek ke Pura Teratai Bang yang salah satu bangunannya diduduki seorang bule, Sabtu (1/10/2022). (Istimewa)
Jakarta -

Seorang bule kedapatan menduduki tempat sakral di sebuah pura. Aksi itu menjadi viral dan ditangani oleh yang berwajib.

Ulah itu dilakukan pemilik akun Instagram @dreamchaser_traveling. Dia menduduki palinggih di Pura Teratai Bang di Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan, Bali. Tindakan bule itu pun dinilai melecehkan karena yang diduduki merupakan tempat sakral.

Unggahan pemilik akun Instagram itu tak ayal memantik reaksi sejumlah tokoh di Bali melalui akun media sosialnya masing-masing. Seperti Ni Luh Djelantik dan Arya Wedakarna.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perbekel Candikuning, I Made Mudita, mengonfirmasi bahwa foto yang diunggah bule pemilik akun @dreamchaser_traveling merupakan Balai Pelik di Pura Teratai Bang.

"Itu di Pura Teratai Bang. Foto itu diperkirakan diambil sudah lebih dari lima bulan lalu," ujar Mudita.

ADVERTISEMENT

Dugaan itu didasari keberadaan sanggah atau sanggar tawang dari bambu yang ada pada foto unggahan bule pemilik akun tersebut.

Sementara saat ini, sanggar Tawang tersebut sudah tidak ada dan dipindahkan sekitar lima bulan lalu.

"Di fotonya masih ada sanggar tawangnya. Sementara sanggar tawang itu sudah dipindah lima bulan lalu," jelasnya.

Made Mudita mengatakan sudah memastikan kondisi lapangan tersebut saat turun bersama Polsek Baturiti.

"Kami sudah turun langsung tadi dengan pihak Polsek dan sejumlah jajaran terkait untuk kroscek," dia menambahkan.

Untuk mencegah kejadian itu terulang, pihaknya juga sudah meminta prajuru pura untuk mengefektifkan pengawasan.

Dia menduga bule itu masuk melalui pintu belakang pura. Karena, pintu utama sudah digembok dan baru akan dibuka jika ada piodalan atau upacara.

Sementara gembok di belakang, menurutnya, sering rusak karena terkena di areal pura ada sumber mata air yang mengandung belerang.

"Di sana ada belerang. Sehingga gemboknya cepat rusak. Sebetulnya sudah ada pamangku yang mengawasi. Pintu utama sudah di kunci. Baru dibuka ketika ada piodalan," kata dia.




(fem/fem)

Hide Ads