TRAVEL NEWS
Kejahatan Rasial Anti-Asia Bikin Takut Bepergian ke AS

Kejahatan rasial anti-Asia di Amerika Serikat memang masih menakutkan, terutama bagi traveler China. Banyak di antara mereka ragu bepergian ke sana.
Scott Moskowitz, analis risiko geopolitik untuk APAC di perusahaan intelijen keputusan Morning Consult, mengatakan bahwa media yang dikendalikan negara China telah memainkan contoh kekerasan anti-Asia di AS untuk membuat warganya kurang tertarik untuk pergi ke sana.
"Ini adalah ekosistem yang dikuratori secara strategis yang melaporkan dan membuat berita asing negatif secara berlebihan," katanya dilansir CNN, Minggu (2/10/2022).
Dan, salah satu warga China membuktikan keyakinannya itu.
"Mereka memandang orang secara diskriminatif (di sana)," kata salah satu warga China, Cannon Yu.
"Tidak hanya untuk orang Tionghoa, tetapi untuk orang kulit hitam. Sangat sulit untuk mendapatkan perlakuan yang adil bagi semua orang di Amerika Serikat," imbuh dia.
Dia menambahkan bahwa dia telah berbicara dengan teman-teman yang telah mengunjungi AS, mengklaim bahwa mereka ditahan dan digeledah oleh agen bea cukai sebelum diizinkan meninggalkan bandara.
Yu adalah salah satu komunitas traveler China yang semakin vokal yang mengatakan bahwa diskriminasi anti-Asia di AS telah membuat mereka takut untuk berkunjung suatu hari nanti.
Bulan ini, Morning Consult menerbitkan sebuah studi tentang tren ini. Temuan mereka, berdasarkan survei terhadap 1.000 orang dewasa, menunjukkan bahwa pluralitas orang China hanya memiliki sedikit atau tidak ada minat pergi ke AS.
Kekerasan dan diskriminasi anti-Asia keduanya disebut sebagai faktor. 22% responden China daratan tidak tertarik sama sekali untuk mengunjungi AS, dengan tambahan 23% mengatakan mereka tidak terlalu tertarik.
Dari responden survei, 57% mengatakan bahwa kejahatan kekerasan adalah alasan utama mereka tidak ingin pergi ke AS, sementara 52% mengutip terorisme, 36% mengatakan kejahatan kecil, dan 44% mengatakan mereka khawatir tentang bias anti-China oleh penduduk setempat.
Penembakan massal menjadi perhatian khusus lainnya, dengan mereka yang telah melihat, membaca, atau mendengar tentang penembakan di sekolah di Uvalde, Texas awal tahun ini.
Sebaliknya, beberapa traveler China sekarang mencari tempat lain, yakni ke Eropa. Destinasi itu jelas lebih disukai daripada AS, menurut survei tersebut.
Setelah kejahatan kebencian anti-Asia, United Shades of America membahas perlunya orang Asia-Amerika untuk memiliki suara yang lebih besar dalam menjembatani perpecahan. Serial ini tayang pada hari Minggu malam.
Simak Video "Alasan Indonesia Tak Wajibkan Turis China Negatif Covid-19"
[Gambas:Video 20detik]
(msl/ddn)