Welcome d'travelers !

Ayo share cerita pengalaman dan upload photo album travelingmu di sini. Silakan Daftar atau

ADVERTISEMENT

Jumat, 07 Okt 2022 11:53 WIB

TRAVEL NEWS

Masyarakat Adat Indonesia Gelar Kongres di Danau Sentani

Hari Suroto
detikTravel
Danau Sentani
Danau Sentani, Jayapura (Foto: dok. Hari Suroto)
Jakarta -

Kongres Masyarakat Adat Nusantara VI (KMAN VI) digelar di tepi Danau Sentani, Kabupaten Jayapura pada 24 - 30 Oktober 2022. Diperkirakan pesertanya ribuan.

Kongres itu rencananya dihadiri sekitar 10 ribu masyarakat adat di Indonesia dan ratusan perwakilan masyarakat adat dari luar negeri. Yang istimewa adalah kongres ini bersamaan waktunya dengan pelaksanaan Festival Danau Sentani.

Kawasan Danau Sentani memiliki situs-situs arkeologi yang berkaitan dengan leluhur etnis Sentani. Situs-situs arkeologi ini dapat dijadikan sebagai destinasi wisata budaya bagi peserta kongres.

Pesan yang ingin disampaikan melalui situs-situs arkeologi ini yaitu perlu diangkat dan dihidupkan kembali konsep adat bahwa Gunung Cyclops, Danau Sentani, dan tanaman sagu adalah orang tua, sehingga perlu dirawat dan dijaga keberadaannya, kalau dirusak maka manusia sebagai anak-anaknya akan celaka.


Hasil penelitian arkeologi menunjukkan bahwa Danau Sentani dengan Gunung Cyclops dihubungkan oleh garis sakral sebagai penghubung yaitu jalan arwah di Situs Megalitik Tutari dan Situs Megalitik Khulutiyauw.

Pada masa prasejarah, Danau Sentani dianggap sebagai dunia manusia atau tempat manusia bermukim dan beraktivitas. Sedangkan Gunung Cyclops dianggap sebagai dunia dewa, tempat tinggal dewa dan roh nenek moyang.

Gunung Cyclops juga menjadi sumber mata air Danau Sentani dan menjadi tempat tumbuhnya pohon soang dan khombouw. Kayu Soang dikenal mampu bertahan ratusan tahun dalam air dan sering dijadikan sebagai tiang rumah adat Sentani.

Kulit pohon khombouw oleh pelukis Asei dijadikan sebagai media dalam pembuatan lukisan kulit kayu.

Sebagai bentuk pelestarian alam dan budaya Sentani, peserta kongres Masyarakat Adat Nusantara dapat berkunjung ke Situs Megalitik Tutari dan Situs Megalitik Khulutiyauw, serta para peserta kongres bisa terlibat dalam kampanye penanaman kembali pohon sagu di kawasan Danau Sentani, serta penanaman pohon soang, pohon khombouw di Gunung Cyclops.

***

Hari Suroto, peneliti Arkeologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).



Simak Video "Tifa, Alat Musik Pukul Kebanggaan Masyarakat Papua, Jayapura"
[Gambas:Video 20detik]
(fem/fem)
BERITA TERKAIT
BACA JUGA