TRAVEL NEWS
Peringati Bom Bali dengan Video Dokumenter, Keluarga Australia Marah

Saat memperingati tragedi bom Bali ditampilkan sebuah dokumentari yang tak mengenakan. Itu memicu amarah keluarga dari Australia.
Dilansir dari BBC, ratusan orang berkumpul di Bali untuk mengingat wafatnya 202 orang dalam kejadian bom Bali.
Sebuah video dokumenter mengenai bom Bali ditampilkan dalam peringatan 20 tahun kejadian mengerikan tersebut. Sayangnya, video tersebut mengandung unsur grafis yang tak pantas.
Itu memicu amarah keluarga korban. Salah satu keluarga korban mengatakan, ia merasa "sakit" ketika gambar tersebut ditayangkan. Pemerintah Australia mengatakan mereka sangat kecewa dan akan menyampaikan perhatian mereka kepada pemerintah Indonesia.
"Ini sangat mengecewakan," katanya.
Video dokumenter tersebut berdurasi 10 menit. Video ini ditayangkan pada Rabu (13/10) pukul 23.05 waktu setempat. Sesuai dengan waktu pemboman pertama.
Dilansir Sydney Morning Herald, rekaman tak mengenakkan yang dimaksud adalah adanya rekaman orang-orang yang tampak linglung dan terluka sambil mencoba meninggalkan area tersebut. Tak hanya itu, ada juga rekaman audio dan potongan gambar dari serangan 9/11 di New York.
"(Itu) membuat hati kami tercabik-cabik, melihat semuanya lagi," kata salah satu keluarga korban asal Australia Jeff Marshall kepada Australian Broadcasting Corporation.
Ayah dari Jeff menjadi korban di Sari Club Kuta. Jeff Marshall terkejut atas keputusan untuk memperlihatkan kejadian 'pembantaian' dengan cara seperti itu.
Selain berisi rekaman tak pantas dari para korban, video tersebut juga berisi rekaman orang-orang di balik serangan tersebut. Termasuk sang pembuat bom, Umar Patek, yang saat ini sedang dipertimbangkan untuk bebas bersyarat.
"Kami mengharapkan mengheningkan cipta selama satu menit setelah kami tiba pada pukul 23:05. Tapi kami malah melihat para bombers Bali ditampilkan. Kami melihat kejadian nyata ditampilkan di layar," kata Jan Laczynski kepada radio Sydney 2GB.
Ia yang kehilangan lima temannya dalam kejadian tersebut mengatakan bahwa beberapa rekaman sangat membuatnya trauma. Akhirnya ia pun meninggalkan acara peringatan tersebut.
Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia menyebut, pihaknya tak terlibat dalam penyelenggaraan acara tersebut. Sementara itu pihak pemerintah Indonesia belum memberikan respon.
Simak Video "Kemenparekraf Sambut Ratusan Turis Tiongkok di Bali"
[Gambas:Video 20detik]
(ysn/fem)