Seiring dengan COVID-19 yang mulai terkendali, pariwisata Indonesia kian bergeliat, termasuk wisata ramah Muslim. Sejumlah upaya dilakukan agar kunjungan turis Muslim meningkat.
Salah satunya dilakukan Crescentrating dan Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI) yang mengumumkan kerjasama pada Jumat (14/10/2022). Tujuan kerjasama ini adalah meningkatkan laju pertumbuhan wisatawan Muslim ke Indonesia.
Kerjasama tersebut diluncurkan di kantor pusat Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Jakarta. Acara ini dihadiri perwakilan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI), KNEKS, Bank Indonesia dan Mastercard.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan Mastercard-Crescentrating Global Muslim Travel Index (GMTI) 2022, kedatangan wisatawan Muslim global mencatat rekor tertinggi di 2019 yakni mencapai 160 juta. Sementara itu untuk Indonesia di tahun-tahun sebelum pandemi, kedatangan wisatawan Muslim internasional relatif stabil.
Menurut estimasi Crescentrating, terdapat 2,9 juta kedatangan wisatawan Muslim internasional ke Indonesia. Angka ini merepresentasikan 18 persen dari total kedatangan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Indonesia meraih posisi kedua di laporan GMTI 2022, mempertegas kedudukannya sebagai salah satu destinasi ramah Muslim terbaik di dunia.
Inisiasi awal dari kerjasama antara Crescentrating dan PPHI meliputi penyelenggaraan Global Muslim-Friendly Tourism Summit 2023 bersamaan dengan B2B/B2C Travel Fair. Lalu ada peluncuran kembali Indonesia Muslim Travel Index (IMTI), peluncuran Muslim-lifestyle Indonesia Awards, program rating dan akreditasi bagi pelaku industri dan penyedia jasa ramah Muslim, dan peluncuran platform untuk berinteraksi dengan pelaku industri ramah Muslim di Indonesia.
![]() |
"Kita ingin bangun bersama-sama pariwisata ramah Muslim sebagai satu akselerasi untuk peningkatan perekonomian Indonesia. Bagaimana industri pariwisata Indonesia bisa lebih bangkit lagi dengan memberdayakan kemampuan lokal. Kita ingin negara yang mampu menyambut tamu sehingga bisa mendatangkan lebih banyak turis. Kesiapan kita bentuk lebih bagus dan ekosistem kita tingkatkan," kata Direktur Industri Produk Halal KNEKS.
Sementara itu Ketua PPHI Riyanto Sofyang menjelaskan bahwa pariwisata ramah muslim ini sangat potensial di Indonesia. Ini mengingat Indonesia memiliki populasi Muslim yang besar dan sebelumnya pariwisata ramah Muslim juga sudah berhasil diterapkan.
"Kita sekarang ini justru punya kesempatan yang lebih baik karena tren pariwisata setelah pandemi adalah lebih pada wisata ramah Muslim seperti family friendly, responsible, dan sustainable, dari mass ke quality tourism," kata dia.
Kemudian CEO Crescentrating dan Halaltrip Fazal Bahardeen menjelaskan bahwa Indonesia memiliki keunikan dan keberagaman produk yang bakal menarik turis Muslim. Ia juga percaya potensi itu akan menggerakkan perekonomian Indonesia.
"Melalui kerjasama ini, kami berkomitmen untuk mengedepankan pertumbuhan yang berkelanjutan di sektor ini di Indonesia sambil merangkul berbagai elemen masyarakat," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Staf Menparekraf Andi Maipa mengungkapkan dukungannya pada kerjasama antara Crescentrating dengan PPHI. Ia juga menambahkan bahwa pasar wisata ramah Muslim di Indonesia yang terbesar sebenarnya berasal dari turis domestik itu sendiri.
"Indonesia adalah customer terbesar untuk halal product. Demikian juga dengan pariwisata, di mana customer terbanyak dari domestik. Kondisi kebhinekaan ini yang meminta agar kita bisa melayani Muslim traveler lebih baik dalam bentuk pelayanan tambahan bukan zonasi," katanya.
(pin/fem)
Komentar Terbanyak
Foto: Momen Liburan Sekolah Jokowi Bersama Cucu-cucunya di Pantai
Layangan di Bandara Soetta, Pesawat Terpaksa Muter-muter sampai Divert!
Wapres Gibran di Bali Bicara soal Pariwisata, Keliling Pasar Tradisional