Wisata ramah muslim terus meningkat seiring bertambahnya kesadaran dan populasi wisatawan muslim. 3 kelompok ini yang bakal jadi pendorong peningkatan tren tersebut.
Jumlah pergerakan wisatawan muslim terus meningkat setiap tahunnya. Meski populasinya belum sebanyak populasi wisatawan lain, namun jumlahnya secara konsisten bertambah dari tahun ke tahun.
Baca juga: Bangkrut, Museum Rasulullah Tutup! |
Pada tahun 2019 saja sudah ada 160 juta kedatangan wisatawan muslim di seluruh dunia. Jumlah ini memang menurun selama pandemi. Namun diperkirakan jumlah tersebut akan dicapai kembali pada tahun 2024.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada tahun 2019 kita mengestimasikan ada sekitar 160 juta wisatawan muslim di seluruh dunia. Ini adalah jumlah wisatawan muslim terbesar yang pernah tercatat. Jumlah ini merepresentasikan sekitar 10-11 persen dari jumlah wisatawan global. Jumlah ini juga mirip dengan jumlah wisatawan China," kata CEO Crescent Rating dan HalalTrip Fazal Bahardeen kepada media dalam acara Islamic Digital Day 2022.
Peningkatan jumlah wisatawan muslim ini akan berjalan seiringan dengan meningkatnya jumlah populasi muslim. Diprediksikan jumlah populasi muslim akan mencapai hingga 30 persen dari populasi dunia pada tahun 2040.
"Jumlah ini terus meningkat setelah pandemi karena populasi muslim akan terus bertambah dari 25 persen di tahun ini menjadi 27 persen di 2030. Diestimasikan pada 2040 populasi muslim dunia akan mencapai 30 persen," lanjut Fazal.
Populasi muslim merupakan populasi yang terbilang muda jika dibandingkan populasi lainnya. Oleh karena itu, bagaimana pun kondisi ke depannya, pergerakan wisatawan muslim dan tren wisata ramah muslim akan terus meningkat.
"Populasi muslim termasuk populasi yang terbilang muda jika dibandingkan dengan populasi lainnya. 70 persen dari populasinya berada di bawah usia 40 tahun. Dan apapun yang terjadi, pasar wisatawan muslim akan terus meningkat," ujar Fazal.
Dari keseluruhan populasi muslim yang ada, dalam presentasinya Fazal juga memaparkan ada tiga demografi kunci yang akan menjadi pendorong berkembangnya wisata ramah muslim.
"Saya juga mau menyoroti tiga demografi kunci yang akan mengembangkan pasar wisatawan muslim. Jadi kami punya muslim millennial travelers. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, saya rasa hampir 22,7 persen populasi muslim adalah kalangan milenial. Jadi mereka akan menjadi salah satu kunci berkembangnya fase berikutnya dari wisata ramah muslim," ujarnya.
Selain milenial, anak muda generasi Z juga menjadi salah satu generasi pendorong tren wisata ramah muslim ini. CEO dari perusahaan yang menyelenggarakan penilaian Global Muslim Travel Index (GMTI) itu menyebutkan, dengan transisi gen Z yang mulai memasuki dunia kerja membuat mereka kini menjadi konsumen independen.
"Kemudian gen Z travelers. Karena tertunda selama dua tahun akibat pandemi, kini traveler gen Z sudah memasuki dunia kerja dan menjadi konsumen independen. Mereka sudah membuat keputusannya sendiri jika berkaitan dengan traveling," kata Fazal.
![]() |
Kemudian kalangan terakhir yang cukup signifikan adalah kelompok wisatawan muslim perempuan. Jumlah wisatawan muslim perempuan ini juga terus meningkat dari tahun ke tahun.
"Serta muslim women travelers (wisatawan muslim perempuan). Kami sudah mengamati pasar ini untuk beberapa waktu, kami sudah mengeluarkan laporan mengenai wisatawan muslim perempuan pada 2019," ujar Fazal.
Berbeda dengan beberapa tahun yang lalu, kini perempuan muslim sudah lebih berani untuk berwisata sendiri maupun berkelompok. Oleh karena itu, kalangan wisatawan muslim perempuan menjadi salah satu kunci dalam berkembangnya wisata ramah muslim.
"Kini sudah tak ada perbedaan antara perempuan dan laki-laki saat berwisata. Tren perempuan muslim berwisata terus meningkat. Kini mereka lebih banyak berwisata sendiri, juga bersama kelompok teman-teman perempuannya. Tren ini akan terus meningkat dan kalangan ini juga akan menjadi salah satu pendorong berkembangnya tren wisata ramah muslim," kata Fazal.
(ysn/ddn)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Ada Apa dengan Garuda Indonesia?