Panen raya kepting salju di Alaska, Amerika Serikat dibatalkan. Sebabnya adalah hewan itu dikatakan telah menghilang dari perairan sana secara misterius.
Diberitakan CNN, Minggu (16/10/2022), para ilmuwan mengatakan penangkapan ikan yang berlebihan bukanlah penyebabnya. Pembatalan panen raya itu adalah yang pertama kali dalam sejarah.
Miliaran kepiting salju Alaska telah menghilang dari perairan Laut Bering yang dingin dan berbahaya dalam beberapa tahun terakhir.
Dewan Perikanan Alaska dan Dewan Manajemen Perikanan Pasifik Utara mengumumkan pekan lalu bahwa populasi kepiting salju di Laut Bering turun di bawah ambang batas peraturan untuk membuka penangkapan.
Populasi kepiting salju menyusut dari sekitar 8 miliar pada 2018 menjadi 1 miliar pada 2021, menurut Benjamin Daly, seorang peneliti di Alaska Department of Fish and Game.
"Kepiting salju sejauh ini merupakan yang paling melimpah dari semua spesies kepiting Laut Bering yang ditangkap secara komersial. Itu termasuk bibitnya berkurang drastis," kata Daly.
Panen kepiting raja merah Teluk Bristol juga akan ditutup untuk tahun kedua berturut-turut. Para pejabat mengutip penangkapan ikan yang berlebihan sebagai alasan mereka membatalkan musim.
Antara survei yang dilakukan pada 2021 dan 2022, kepiting salju jantan dewasa menurun sekitar 40%, dengan perkiraan 45 juta pon tersisa di seluruh Laut Bering.
Tetapi populasi kepiting Laut Bering yang banyak ditangkap memicu tindakan konservasi.
"Kami menyebutnya penangkapan berlebih karena tingkat ukurannya. Tapi bukan penangkapan berlebih yang menyebabkan jumlahnya menurun," kata Michael Litzow, direkturlaboratorium untuk Perikanan NOAA.
Litzow mengatakan perubahan iklim yang disebabkan manusia adalah faktor penting dalam hilangnya kepiting itu.
Kepiting salju adalah spesies air dingin dan banyak ditemukan di daerah di mana suhu air berada di bawah 2 derajat Celcius, kata Litzow. Saat lautan menghangat dan es laut menghilang, lautan di sekitar Alaska menjadi tidak ramah bagi spesies tersebut.
Suhu di sekitar Kutub Utara telah menghangat empat kali lebih cepat daripada bagian planet lainnya, lapor para ilmuwan. Perubahan iklim telah memicu hilangnya es laut dengan cepat di wilayah Arktik, khususnya di Laut Bering Alaska, yang pada gilirannya telah meningkatkan pemanasan global.
Simak Video "Video: PBB Peringatkan Pemanasan Global yang Parah, Bisa Ancam Kehidupan di Bumi"
(msl/ddn)