Welcome d'travelers !

Ayo share cerita pengalaman dan upload photo album travelingmu di sini. Silakan Daftar atau

ADVERTISEMENT

Selasa, 25 Okt 2022 12:44 WIB

TRAVEL NEWS

Candi Era Majapahit Ditemukan: Tengah Diekskavasi, Masih Penuh Misteri

Ekskavasi tahap 4 Candi Tribhuwana Tunggadewi di Mojokerto menemukan pagar kuno berukuran 20x15 meter persegi. Diduga tempat ini adalah pendapa sebagai tempat pemujaan.
Candi Tribhuwana Tunggadewi. Foto: Enggran Eko Budianto
Mojokerto -

Candi Tribhuwana Tunggadewi yang ditemukan sejak 2018 kini memasuki ekskavasi tahap 5. Hingga kini masih banyak misteri yang masih belum terungkap.

Candi Tribhuwana Tunggadewi di Situs Bhre Kahuripan Mojokerto ditemukan dari ekskavasi yang bergulir sejak 2018. Bangunan suci zaman Majapahit seluas 14 x 14 meter persegi ini terbuat dari potongan batu andesit.

Setelah ekskavasi sebelumnya selesai, kini ekskavasi tahap 5 dimulai. Pada tahap ini ekskavasi yang dilakukan akan menggali lahan seluas 1.500 meter persegi. Fokus penggalian arkeologi kali ini yaitu untuk mengungkap tata ruang sekaligus menemukan komponen candi yang dibangun pada masa Raja Hayam Wuruk.

Situs Bhre Kahuripan ini terletak di tengah sawah Desa Klinterejo, Sooko, Kabupaten Mojokerto. Lahan ini merupakan aset pemerintah desa setempat. Oleh karena itu, bagian sebelah barat lokasi Candi dimanfaatkan masyarakat untuk lapangan sepakbola, balai tani, dan jalan.

Ketua Tim Ekskavasi Situs Bhre Kahuripan Muhammad Ichwan mengatakan ekskavasi tahap 5 akan digelar selama 30 hari terhitung mulai hari Senin (24/10/2022). Pihaknya telah menentukan 4 titik ekskavasi.

Titik pertama yaitu di sebelah utara Candi Tribhuwana Tunggadewi, titik kedua di bagian timur lapangan sepakbola atau sebelah barat candi. Kemudian titik ketiga di sebelah utara balai tani atau sebelah barat lapangan sepakbola, serta titik keempat di sebelah barat balai tani sekitar 300 meter dari candi.

"Tujuan ekskavasi mencari data untuk mengungkap struktur dan komponennya di Situs Bhre Kahuripan. Ekskavasi 30 hari dengan luasan sekitar 1.500 meter persegi," kata Ichwan kepada media di lokasi, Senin (24/10/2022).

Ichwan menyampaikan bahwa di titik pertama pihaknya melanjutkan hasil penggalian arkeologi tahap 4. Sebab pada ekskavasi sebelumnya telah ditemukan dinding tebal membentang sekitar 36 meter dari utara ke selatan.

Tebal tembok berbahan bata merah kuno ini 140 cm. Terdapat sejumlah tonjolan berbentuk pilaster di sisi barat tembok. Masing-masing pilaster seluas 100 x 100 meter persegi. Jarak antar pilaster sekitar 6 meter.

"Pilaster-pilaster itu apakah bidang untuk menempatkan umpak-umpak batu, atau seperti apa, kami mencoba menemukan struktur ke arah barat seandainya ada bangunan besar yang mempunyai atap," ujar Ichwan.

Kemudian bangunan dengan dinding tebal juga ditemukan di titik ekskavasi kedua. Di titik sebelah utara balai tani ini, tim ekskavasi akan membuka 45 kotak gali.

Ekskavasi tahap 5 Candi Tribhuwana Tunggadewi, lahan 1.500 persegi digaliEkskavasi tahap 5 Candi Tribhuwana Tunggadewi, lahan 1.500 persegi digali. Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim

Penggalian hari pertama ekskavasi tahap 5 sudah membuka 4 kotak tersebut. Sehingga tampak dua dinding sejajar membentang kurang lebih 30 meter dari selatan ke utara. Jarak antar dinding 160 cm.

Sementara itu di titik ekskavasi ketiga, tim dari BPK Wilayah XI Jatim yang sebelumnya bernama BPCB Jatim akan menggali 57 kotak di bagian timur lapangan sepakbola Desa Klinterejo. Mereka menargetkan untuk menemukan struktur pagar yang membentang dari selatan ke utara.

"Dari ekskavasi sebelumnya ditemukan struktur yang indikasinya pondasi gapura. Kami mencoba mencari pagar sayap gapura itu ke arah utara," kata Ichwan.

Sedangkan titik ekskavasi keempat sekitar 10-15 meter di sebelah utara Candi Tribhuwana Tunggadewi tim ekskavasi mencoba menemukan bukti keterkaitan area ini dengan situs.

"Di sebelah utara candi kami ingin membuktikan apakah di situ ada struktur yang terkait situs ini. Kami curigai apakah di situ ada anomali struktur, maka kami coba ekskavasi," ujarnya.

Ekskavasi tahap 5 ini menunjukkan bahwa Situs Bhre Kahuripan memiliki area yang sangat luas. Menurut Ichwan, jika didasarkan pada konsep tata ruang candi zaman Majapahit maka akan ada 3 halaman.

Halaman jaba sebagai area profan, halaman jaba tengah sebagai area semi sakral yang menjadi tempat persiapan kegiatan keagamaan, serta halaman jero atau inti tempat bangunan suci atau candi untuk aktivitas pemujaaan. Biasanya antarhalaman di candi jenis ini akan dipisahkan oleh pagar.

Dari ekskavasi terdahulu diketahui bahwa candi ini dibangun pada era Raja Hayam Wuruk. Diperkirakan candi ini dibangun untuk mendarmakan sang ibu.

"Candi ini dibangun pada masa Hayam Wuruk untuk mendarmakan ibunya, Tribhuwana Tunggadewi," tandasnya.

Artikel ini telah tayang di detikJatim. Baca selengkapnya di sini.



Simak Video "Gendang Beleq, Mengenal Budaya Lombok Melihat Kesenian Tradisional di Banyumulek. Lombok"
[Gambas:Video 20detik]
(ysn/ysn)
BERITA TERKAIT
BACA JUGA