Sejumlah penginapan atau homestay di kawasan Poppies Lane, Legian, Kuta, Badung, Bali diubah menjadi kos-kosan. Kalah dihajar pandemi.
Tingkat hunian homestay di kawasan Poppies Lane menurun drastis seiring jumlah turis asing yang terjun bebas kala pandemi.
Padahal, dulu sebelum wabah Covid-19, kawasan di Jalan Poppies, Kuta menjadi primadona menginap para turis. Dengan pamornya, kawasan itu dikenal sebagai kampung turis backpacker.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kadek Swarsini (48), pemilik Pondok Krisna yang berada di kawasan Poppies, mengaku sejak pandemi Covid-19 melanda penginapannya telah dialihfungsikan menjadi indekos.
"Dahulu penginapan saya sudah ada sejak Bom Bali I dulu bule-bule yang stay (tinggal) sekarang setelah korona untuk sementara saya jadikan kosan," kata Kadek kepada detikBali.
So, untuk tetap bertahan saat tamu sepi dan bisa membayar karyawan homestay miliknya disulap menjadi kos-kosan.
"Ya sepi sekarang kita jadikan kos harian, mingguan dan bulanan," katanya.
Kini yang mengisi lebih banyak warga lokal dengan tarif harian di kisaran Rp 150 ribu, mingguan Rp 700 ribu dengan listrik dan bulanan Rp 1,5 juta belum termasuk biaya listrik.
Senada dengan Kadek Swarsini, pemilik Indekos Koolkost Wayan Ariani (40), yang memiliki 12 kamar, kini memilih untuk menyewakan atau mengindekoskan penginapannya kepada warga lokal.
"Rata-rata di sini pekerja lokal untuk biayanya itu kita bulanan Rp 1,5 juta dapat kamar saja tapi sudah sama listrik," kata Wayan.
Selain Pondok Krisna, Koolkost, Sekar Ayu Home Stay juga mengaku memilih menjadikan penginapannya menjadi kos bulanan.
Dewa (40) salah satu stafnya ini mengaku kini tamu bule tak lagi datang ke tempatnya.
"Sepi banget makanya kita ubah jadi kos-kosan," katanya.
Untuk tarifnya juga sama yaitu di kisaran Rp 1,5 juta per bulan.
Salah satu warga lokal Sharon Angela (20) asal Surabaya yang tinggal bersama rekannya di Pondok Krisna, mengaku lebih memilih ngekos daripada tinggal di hotel.
Wanita yang bekerja sebagai model freelance ini jika ke Bali lebih suka tinggal di kawasan Poppies lantaran tempatnya enak, bersih dan nyaman.
"Karena sekalian satu bulan dan jatuhnya lebih murah tapi di sini tidak ada fasilitas ya cuma karena induk semangnya baik jadi suka tinggal di sini," kata dia.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Hutan Amazon Brasil Diserbu Rating Bintang 1 oleh Netizen Indonesia