Kawah Ijen Banyuwangi menjadi fenomena tersendiri. Satu hal pertama yang bikin cukup tercengang adalah pengunjungnya yang rata-rata didominasi bule, saat kami berkunjung.
detikTravel berkunjung ke Kawah Ijen Banyuwangi pada pertengahan minggu lalu, di hari kerja. Sesampainya di pertengahan jalan dan di atas kaldera, begitu banyak bule di sana. Lebih banyak dibanding traveler dalam negeri.
Saat turun pun demikian, begitu banyak bule yang ditemani pemandu perjalanan menuruni Kawah Ijen Banyuwangi. Lalu, sesampainya di basecamp, terlihat bule-bule dari berbagai negara memenuhi warung-warung di sana.
"Jadi kalau hari ini katanya sekitar 80% memang didominasi pendaki bule. Mereka datang dari berbagai negara ya," kata Mega Koto, pemandu kami.
Mega juga membenarkan bahwa ada banyak bule yang berasal dari limpahan dari Bali. Kemasyhuran Kawah Ijen karena api birunya jadi penarik utama turis asing datang ke Banyuwangi.
Kawah Ijen Banyuwangi memiliki ketinggian 2.769 MDPL. Saat ini, traveler diperbolehkan mendaki pada pukul 02.00 WIB dan pada tahun depan diperbolehkan ke jam normal, yakni pukul 01.00 WIB.
4 Fakta menarik Kawah Ijen Banyuwangi
1. Semua pekerja wisata di sana mantan penambang
Jadi, mereka yang berprofesi sebagai guide sampai penarik troli adalah mantan penambang. Dan bila memilih profesi itu maka tidak boleh mengambil profesi yang lain.
"Kalau troli sudah angkut belerang maka tak boleh bawa penumpang. Kalau guide nggak boleh jadi keduanya. Dan, kebanyakan dari mereka adalah penambang," jelas Mega.
2. Sangat disarankan memakai masker khusus
Traveler yang naik ke Kawah Ijen Banyuwangi sangat disarankan membawa masker yang bisa disewa atau pinjam (jika menyewa guide) di basecamp. Dan, masker khusus itu adalah hal wajib jika traveler menuju ke dasar kawah untuk melihat blue fire.
Sekadar diketahui bahwa, batas pendakian Kawah Ijen Banyuwangi hanya sampai di kaldera saja. Adalah hal terlarang jika traveler tanpa didampingi pemandu dan pergi ke dasar kawah.
Karena, kawah penghasil belerang juga menghasilkan gas beracun. Dan, hanya pemandu yang tahu momen itu datang dan bisa mengantisipasinya.
"Kamu bisa kena radang kalau terlalu lama kena asap belerang. Jadi sangat disarankan memakai jasa pemandu bila turun ke dasar kawah," terang Mega.
3. Waktu terbaik melihat blue fire Kawah Ijen Banyuwangi
Ada waktu terbaik untuk melihat blue fire Kawah Ijen Banyuwangi. Waktu tersebut yakni sebelum pukul 05.00 WIB atau sebelum ada semburat cahaya menjelang sunrise.
Dengan pendakian ideal selama sekitar satu setengah jam, jika traveler mendaki mulai pukul 02.00 WIB akan sangat mungkin untuk melihat blue fire Kawah Ijen Banyuwangi.
Karena dari kawah kaldera hingga ke dasar memerlukan kehati-hatian ekstra dan harus bergantian juga mengalah jika ada penambang. Jadi, jalan menuju blue fire ini sangat sempit dibanding jalan naik turun dari basecamp ke kaldera.
4. Biaya di Kawah Ijen Banyuwangi
Jika traveler naik troli untuk naik ke kaldera, biaya yang dikenakan adalah Rp 800 ribu PP, kalau naik saja Rp 600-700 ribu. Sedang harga untuk turun yakni Rp 200-300 ribu atau lebih murah karena bertugas sendirian.
Jumlah traveler yang diperbolehkan naik ke Kawah Ijen Banyuwangi yakni sebanyak 500 orang di hari kerja. Dan kalau weekend sebanyak 5.000 orang.
Setiap traveler dalam negeri yang naik ke Kawah Ijen hanya dipatok tiket sebesar Rp 5.000 dan turis asing sebesar Rp 150 ribu. Sedang biaya guide adalah Rp 250-300 ribu untuk turis lokal dan turis asing dipatok sampai Rp 450 ribu.
Simak Video "Video: Menhub Bicara soal Karut Marut Manifes KMP Tunu Pratama"
(msl/ddn)