Siapa Pemilik The Apurva Kempinski Bali, Hotel Mewah Venue KTT G20?

The Apurva Kempinski Bali jadi venue KTT G20 di Bali. Traveler pasti bertanya-tanya, siapakah pemilik hotel super mewah ini? Ini dia sosoknya.

Melansir dari laman resmi Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), Rabu (16/11/2022), pemilik hotel The Apurva Kempinski Bali adalah William Katuari yang juga merupakan Presiden Direktur Wings Group.

Mengutip detikFinance, pria dengan nama lengkap Eddy William Katuari ini dikenal sebagai salah satu taipan kelas kakap di Indonesia. Pada tahun 2021 lalu, dia masuk ke dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia versi Forbes.

Tak tanggung-tanggung, total harta kekayaannya mencapai US$ 1,1 Miliar. Jika dirupiahkan, nominalnya sekitar Rp 17,1 triliun (kurs Rp 15.622).

William Katuari menjadi pimpinan Wings Group setelah ayahnya wafat pada tahun 2004. Wings Group sendiri pertama kali berdiri pada tahun 1948 dan didirikan oleh Harjo Sutanto dan Ferdinand Katuari, ayah dari Eddy William Katuari.

Wings Group adalah sebuah perusahaan yang memproduksi kebutuhan rumah tangga, consumer goods dan produk kesehatan. Wings Group memproduksi sabun colek, deterjen hingga mie instan.

The Apurva Kempinski Bali merupakan properti Kempinski pertama di Bali dan kedua di Indonesia. Berdiri di lahan 14 hektare, hotel ini memiliki 475 kamar, 8 restoran dan bar, termasuk restoran akuarium pertama di Bali.

Selain itu, The Apurva Kempinski Bali juga memiliki fasilitas spa mewah, pusat kebugaran, dan kolam renang. Buat traveler yang mau menginap di sini, harap siapkan kocek yang tebal ya!

Untuk harga per kamar per malamnya dimulai dari harga Rp 4 juta - Rp 5,7 juta, tergantung dari kamar yang dipilih. Sedangkan untuk kategori Suite, harga per kamar per malam yang ditawarkan mulai dari Rp 8 juta - Rp 13 juta.

Sementara untuk kategori Villa, harga per kamar per malamnya dimulai dari harga Rp 10 juta - Rp 17,1 juta. Wow!

Video: PHRI Bali Bicara Akomodasi Ilegal di Balik Turunnya Tingkat Hunian Hotel

Video: PHRI Bali Bicara Akomodasi Ilegal di Balik Turunnya Tingkat Hunian Hotel