Singapura, Malaysia, Brunei, dan Thailand akan mendaftarkan kebaya sebagai warisan UNESCO. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno ingin Indonesia turut serta.
Menparekraf Sandiaga Uno berdiskusi dengan Duta Besar Prancis yang juga Delegasi Tetap RI untuk UNESCO Mohamad Oemar soal pengajuan kebaya sebagai warisan UNESCO. Saat ini, empat negara ASEAN sudah sepakat mengajukan kebaya sebagai nominasi multinasional.
"Ini isu kontroversinya antara single nomination atau join," kata Mohamad Oemar dalam video yang diterima detikcom, Jumat (24/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Sandiaga berargumen agar Indonesia sebaiknya ikut dalam kelompok negara ini. Pasalnya, kebaya yang sudah menjadi busana nasional Indonesia itu memang kerap digunakan juga oleh negara rumpun Melayu lainnya.
"Sudahlah join saja. Kayak pantun itu join," ujar Sandiaga.
"Betul, Pak," Oemar menimpali.
Menurut Sandiaga, model pengajuan secara kerjasama akan mempermudah kebaya untuk diakui sebagai warisan budaya UNESCO. Berkaca dari pengalaman sebelumnya, Indonesia pernah gagal mengklaim kain songket sebagai warisan UNESCO karena diajukan seorang diri.
"Akhirnya kita single nomination kalah songket. Akhirnya songket dapat ke Malaysia. Kita kerjasama mumpung kita lagi powerful di dunia," kata dia.
Sebelumnya Dewan Warisan Nasional (NHB) Singapura menyebut pengajuan kebaya ini akan menjadi nominasi multinasional pertama Singapura untuk Daftar Perwakilan Warisan Budaya UNESCO. Penyerahan penawarannya akan dilakukan pada Maret 2023.
NHB juga mengatakan bahwa kebaya merupakan pakaian tradisional perempuan yang populer di wilayah keempat negara itu.
"Kebaya mewakili dan merayakan sejarah bersama di wilayah tersebut, mempromosikan pemahaman lintas budaya dan terus hadir serta secara aktif diproduksi dan dikenakan oleh banyak komunitas di Asia Tenggara," tulis NHB.
"Kebaya telah dan terus menjadi aspek sentral dalam representasi dan tampilan warisan budaya dan identitas Melayu, Peranakan dan komunitas lainnya di Singapura, dan merupakan bagian integral dari warisan kami sebagai kota pelabuhan multikultural, dan hubungan lintas Asia Tenggara dan dunia," kata CEO NHB Chang Hwee Nee.
Ia juga memaparkan bahwa nominasi bersama kebaya ini menggarisbawahi multikulturalisme dan akar bersama mereka di wilayah tersebut.
(pin/ddn)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol