TRAVEL NEWS
Ini Lho Pendopo Ambarrukmo, Lokasi Pernikahan Kaesang dan Erina

Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo di Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta, menjadi sorotan setelah dipastikan menjadi tempat pernikahan putra Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, pada Sabtu (10/12/2022). Seperti apa ya?
Pernikahan itu dijadwalkan berlangsung pada Sabtu (10/12) di Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo. Lokasinya, berdiri di sisi barat Hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta.
Rumah Singgah Sultan
Bangunan itu memiliki sejarah yang kuat. Kini, bangunan itu merupakan cagar budaya dan bagian dari kesatuan kompleks Pesanggrahan Kedhaton Ambarrukmo.
Bangunan tersebut mulai dibangun di masa Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) II, kemudian dilanjutkan pembangunannya oleh Sri Sultan HB V, lalu disempurnakan oleh Sri Sultan HB VII.
Nama Ambarrukmo adalah pemberian dari Kanjeng Gusti Pangeran Harya Adipati Mangkubumi, adik laki-laki dari Sri Sultan HB VII.
Ambarrukmo awal mulanya hanya berfungsi sebagai tempat mesanggrah atau lokasi peristirahatan dan singgah Sultan, serta tempat penyambutan tamu-tamu penting sebelum menuju Keraton Yogyakarta. Lalu akhirnya beralih fungsi menjadi sebuah tempat tinggal.
Sri Sultan HB VII mengajukan mundur atau berhenti menjabat pada 27 Oktober 1920. Setelah resmi turun tahta, ia menetap dan tinggal di Pesanggrahan Ambarrukmo. Dengan demikian maka berubah pula untuk penyebutannya, penamaannya menjadi Kedhaton Ambarrukmo.
"Pendopo itu memang sudah berdiri sejak 1800 sekian. Sejarahnya, Sultan HB ke VII waktu dia, dalam bahasanya dia, turun takhta, otomatis dia harus keluar dari istana Keraton (Yogyakarta). Terus akhirnya memang dia pilih tempat di sini untuk beristirahat dan sampai (era) HB VIII," kata GM Royal Ambarrukmo Herman Courbois beberapa waktu lalu.
Menaiki kereta Kencana Kiai Garuda Yaksa, perjalanan Sultan HB VII dari Keraton Yogyakarta menuju Kedhaton Ambarrukmo ditandai dengan 19 kali tembakan meriam, lengkap diiringi arak-arakan warga Yogyakarta. Ia menghabiskan hari-harinya di tempat itu, hingga wafat dan dikebumikan di Makam Raja-raja Mataram, Pajimatan Imogiri.
Baca juga: Liburan ke Yogya, Bagai Memasuki Mesin Waktu |
Cagar Budaya
Kini Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo yang juga merupakan kesatuan dari Pesanggrahan Kedhaton Ambarrukmo telah menjadi bagian salah satu cagar budaya dan terbuka untuk umum. Serta menjadi salah satu pilar pelestari Kebudayaan Jawa, khususnya Yogyakarta.
"Memang sejarah juga masih kental. Kalau dalam alun-alun ini untuk masyarakat umum. Kalau pendopo dulunya untuk bikin resepsi, kalau di sini pingitan sama ageng ndalem memang hanya untuk VIP atau keluarga. Kalau mau masuk ke belakang ke gadri itu hanya untuk keluarga saja, keluarga dari raja," ujar Herman.
Setiap Ornamen Memiliki Filosofi
Bukan cuma kental dengan nilai sejarah, setiap bentuk, struktur, dan ornamen di Pendopo Agung Ambarrukmo mengandung makna dan filosofi masing-masing. Sebagai contoh, hiasan yang bernama Putri Mirong di pilar penyangga Pendopo yang menandakan kesuburan, kemakmuran dan kesejahteraan serta sebagai visualisasi kehadiran sosok Ratu Pantai Selatan, atau yang biasa dikenal dengan sebutan Kanjeng Ratu Kidul.
Hiasan Ceplok Melati atau Wajikan yang terdapat di langit-langit bangunan adalah simbol sifat kejujuran. Ornamentasi pada pendopo umumnya melambangkan kesuburan, keindahan, dan juga kebaikan.
Selain menjadi saksi bisu sejarah dengan bentuk bangunan beserta instrumen arsitekturnya, Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo kini juga telah dilengkapi dengan koleksi wayang kulit gaya Yogyakarta beserta seperangkat Instrumen Gamelan Kiai Yasa Arum dengan Laras Slendro.
Tidak hanya warna, motif ornamen pada gamelan juga mengadopsi dari motif ukiran yang sama dengan Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, seperti motif Putri Mirong,Tlacapan, Wajikan, Praba dan lain-lain.
Simak Video 'Alasan Acara Ngunduh Mantu Kaesang-Erina Bukan di Graha Saba Buana':