Kasihan, Lumba-lumba Ditemukan Mati di Pantai Bali

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kasihan, Lumba-lumba Ditemukan Mati di Pantai Bali

Madee Wijaya Kusuma - detikTravel
Selasa, 06 Des 2022 14:51 WIB
Warga saat menemukan lumba-lumba terdampar di Pantai Penimbangan, Buleleng
Lumba-lumba fraser mati di Pantai Penimbangan. Foto: IST
Buleleng -

Lumba-lumba fraser ditemukan terdampar di Pantai Penimbangan, Buleleng, Bali. Sayangnya, saat ditemukan ia sudah mati.

Saat ditemukan, selain sudah dalam kondisi mati, mamalia laut yang dikenal cerdas tersebut juga sudah dalam kondisi kulit mengelupas dan mengeluarkan bau tidak sedap.

Ketua Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Penimbangan Lestari Gede Wiadnyana mengatakan, bangkai lumba-lumba tersebut ditemukan sekitar pukul 10.00 WITA.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat itu salah seorang anggota Pokmaswas menemukan bangkai lumba-lumba tersebut mengambang di perairan.

Bangkai tersebut hanyut dari wilayah timur menuju ke arah barat dan terdampar di Pantai Penimbangan.

ADVERTISEMENT

Anggota Pokmaswas kemudian melaporkan temuan tersebut kepada petugas Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali serta menghubungi salah seorang akademisi di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) untuk dilakukan pemeriksaan.

"Tadi pagi sekitar jam 10 pagi ditemukan. Kami saat itu sedang diving, kemudian setelah kami selesai diving anggota kami melaporkan bahwa ada lumba-lumba terdampar, dengan inisiatif sendiri anggota kami itu melapor ke pihak Kampus Undiksha dalam hal ini bapak Iwan Setia Budi dari Dosen Kelautan dan Perikanan kemudian melaporkannya ke BKSDA," jelas Gede Wiadnyana.

Wiadnyana menambahkan lumba-lumba tersebut memiliki panjang sekitar 233 sentimer. Lumba-lumba tersebut tergolong jenis fraser's dolphin atau lumba-lumba Sarawak yang sering ditemukan di perairan dalam di Samudra Pasifik dan pada tingkat lebih rendah di Samudra Hindia dan Samudra Atlantik.

Sementara untuk penyebab kematian meski sudah dilakukan upaya nekropsi atau pembedahan hingga saat ini penyebabnya belum diketahui. Sebab kata Wiadnyana untuk mengetahui penyebab kematian hewan laut dilindungi itu harus melalui uji lab terlebih dahulu.

"Setelah di nekropsi langsung dikembalikan ke laut, supaya tidak mengganggu, karena kan bau, kalau gak salah dari laut kan kembalikan ke laut bukan dikubur, penyebabnya belum diketahui harus uji lab dulu," pungkas Wiadnyana.

Berita ini sudah tayang di detikBali.




(pin/pin)

Hide Ads