Welcome d'travelers !

Ayo share cerita pengalaman dan upload photo album travelingmu di sini. Silakan Daftar atau

ADVERTISEMENT

Minggu, 11 Des 2022 08:18 WIB

TRAVEL NEWS

Debus Tak Cuma Kebal dari Senjata Tajam, tapi Juga Tak Tembus Gerusan Zaman

Syahdan Alamsyah
detikTravel
Aksi kelompok debus Dadali Pati Sukabumi
Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar
Jakarta -

Debus tidak mati. Saeful Alam rutin mementaskan kemampuannya untuk menggaet generasi penerus.

Penampilan Saeful nyentrik dengan rambut gimbal dan berbagai aksesoris eksentrik. Dia juga murah senyum. Dia pemimpin Dadali Pati, padepokan seni dan budaya debus.

Seni debus ada dalam DNA-nya.

"Di Dadali Pati saya sebagai ketua padepokan, kami membina belajar bareng melestarikan seni budaya. Kalau saya bisa dibilang ada titisan keturunan, buyut dan kakek salah satu dedengkot Debus Banten. Ada abah Kasmeri kakek saya, kemudian kalau buyut dikenal nama Mbah Oyang, dibilang Oyang dari kata Goyang karena kisahnya saat itu mau diseret sama penjajah pakai kendaraan bukannya ke tarik malah bumi yang diinjak goyang," kata Alam dalam perbincangan dengan detikJabar.

"Buyut dan kakek saya asli Cibaliung, Ciboleger, Banten. Saya meneruskan jejak buyut hingga kakek saya dengan mendirikan Padepokan Dadali Pati yang sudah 11 tahun ini berdiri," dia menambahkan.

Debus sebagai Cara Syiar Agama

Debus identik dengan kekebalan tubuh dari senjata tajam. Alam tidak ingin debus disalahgunakan.

"Saya ingin memperkenalkan seni debus sesuai jalurnya dan jangan sampai melenceng karena tujuannya dulu adalah lebih kepada syiar agama dan mengusir penjajah," kata Bah Alam.

"Untuk syiar agama, untuk mengusir para penjajah lebih kepada shock terapi, namun banyak juga kalau itu yang kebal tembak juga. Debus itu kan bukan hanya (kebal) senjata tajam, tapi juga senjata api, kembali lagi kepada niat," ujarnya menambahkan.

Alam berkisah, kesenian debus sudah ada sejak zaman pemerintah Maulana Hasanudin, tahun 1552 sampai 1570. Kemudian dikenal luas di masyarakat hingga akhirnya dijadikan sarana syiar agama islam kala itu.

"Terus mulai dikenal masyarakat Banten bahwa debus ini sebagai cara penyebaran agama, oleh salah satu tokoh Nurdin Ar-Aniri tokoh muslim salah satu tarekat, menunjukkan kekuatan tidak bisa melukai diri sambil membaca doa, memohon keselamatan," tuturnya.

Dalam setiap penampilan, Bah Alam dan Dadali Pati kerap menyampaikan setiap filosofi yang terkandung dalam setiap atraksi. Menggesekkan golok ke lidah misalnya, ada makna yang tersirat dalam aksi ekstrem itu.

"Kita sampaikan filosofi-filosofi yang tersirat dalam debus. Misalkan menggesekkan senjata tajam misalkan bedog (golok) ke lidah, maknanya setajam-tajamnya golok itu lebih tajam lisan atau lidah ataupun ucapan manusia, makanya selaku manusia kita harus bisa menjaga lidah dan ucapannya," kata dia.

Menurutnya golok dalam perkelahian hanya bisa melukai satu orang, tapi tajamnya lidah tidak hanya melukai satu orang, banyak orang bisa terluka dan untuk mengobatinya sulit dan perlu waktu.

"Seiring berjalannya waktu seni debus sempat memasuki masa-masa redup, namun oleh para pelaku seni ini akhirnya debus muncul kembali dengan desain elegan dan masuknya ke seni lebih kepada menghibur warga. Dalam debus ada di diri kita, pesan moralnya ada di diri kita dan sampai hari ini, debus menjadi sebuah seni yang sudah berkembang dimana-mana bahkan se-Indonesia sudah mengenal dan mempelajari debus, bukan hanya orang Banten saja bukan orang Sunda saja," dia menjelaskan.

Pemaknaan nama padepokan Dadali Pati tidak luput dari arti, pati yang kebanyakan diartikan sebagai kematian dimaknai berbeda oleh Bah Alam.

"Filosofinya Dadali itu Burung Garuda Pati itu bela, orang menyimbolkan pati itu kematian tapi menurut kami maknanya pati itu bela, bela keluarga, bela agama dan bela bangsa. Kita jargon ngahiji ngajadi hiji, kita tidak akan kuat dan besar ketika sendirian ketika bersatu jadi kekuatan yang besar," kata dia.



Simak Video "Katerina Angelia, 'Gadis Debus' Asal Garut yang Curi Perhatian"
[Gambas:Video 20detik]
(fem/fem)
BERITA TERKAIT
BACA JUGA
detik Pagi
×
Live Chat Klik Di Sini
Live Chat Klik Di Sini Selengkapnya