Bule Ngaku-ngaku Kena Scam, Kunjungan ke Desa Sade Tetap Ramai

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Bule Ngaku-ngaku Kena Scam, Kunjungan ke Desa Sade Tetap Ramai

Putu Intan - detikTravel
Selasa, 20 Des 2022 05:02 WIB
Desa Sade Lombok Tengah merupakan sebuah desa yang dihuni oleh masyarakat asli Suku Sasak Lombok, NTB. Sekitar 150 kepala keluarga tinggal di Dusun Sade Sasak.
Desa Sade. Foto: Lamhot Aritonang
Jakarta -

Pasca viralnya video turis yang mengaku ditipu di Desa Sade, kunjungan ke destinasi tersebut berjalan normal. Tak ada penurunan jumlah kunjungan wisatawan.

Ketua Pokdarwis Desa Sade, Sanah, menyampaikan aktivitas pariwisata di desa wisata tersebut tak terganggu. Warga desa masih melayani kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara seperti biasanya.

"Secara hitungan angka kunjungan wisatawan ke Sade, wisatawan asing kami tidak mengalami penurunan, masih biasa-biasa saja. Untuk domestik kita masih angka 300-400 wisatawan setiap hari, per bulannya 10.000 bahkan lebih," katanya secara virtual dalam jumpa pers Kemenparekraf, Senin (19/12/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara untuk wisatawan asing yang datang ke Desa Sade, Sanah mengatakan jumlahnya memang tak sebanyak wisatawan domestik. Biasanya, jumlah akan meningkat bila ada kunjungan dari kapal pesiar.

"Kunjungan kapal pesiar atau grup, jumlahnya di atas 100. Kalau bulan September, Oktober, November, dan Desember angkanya di bawah 100 setiap hari," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Meskipun tak berdampak pada jumlah kunjungan, Sanah tetap meminta maaf atas ketidaknyamanan yang dialami Davud Akhundzada. Davud merasa ditipu ketika hendak membeli kerajinan tangan yang menurutnya kelewat mahal.

"Kami haturkan permohonan maaf kepada seluruh warga Indonesia yang mana nama desa kami disebut sebagai scamming villege. Pertama-tama izinkan kami memohon maaf," ujarnya.

"Namun sejujurnya kami tidak seperti yang dituduhkan. Kami warga Desa Adat Sade sangat terbuka kepada wisatawan, ingin berusaha menjadi tuan rumah yang sebaik mungkin," dia menambahkan.

Sanah memaparkan, hal tersebut tak bakal terjadi bila kedua belah pihak mampu berkomunikasi dengan baik. Sayangnya, warga desa yang rata-rata hanya lulusan SD itu tak lancar berbahasa Inggris.

"Sebetulnya kami ingin jadi tuan rumah yang baik dan bila mereka bisa berkomunikasi dengan baik atau kami bisa berkomunikasi dengan baik di menit-menit pertama ketika mereka datang, saya kira tidak akan terjadi image seperti yang Pak Davud tuduhkan," katanya.




(pin/fem)

Hide Ads