TRAVEL NEWS
Turis China Diminta Tes Covid-19, Tuding sebagai Aturan Diskriminatif

China bereaksi terhadap aturan baru wajib tes virus Corona di sejumlah negara terhadap turis dari negaranya. Syarat negatif tes Covid-19 itu dinilai sebagai aturan diskriminatif.
Seperti dilansir Reuters, Minggu (1/1/2023), setelah menutup seluruh perbatasannya selama tiga tahun terakhir untuk melaksanakan kebijakan nol Covid-19, China tiba-tiba berdamai dengan virus Corona pada 7 Desember 2022. Kasus infeksi virus Corona di negeri panda itu pun melonjak.
Imbasnya, sejumlah negara meragukan data kasus Covid-19 yang diterbitkan pemerintah China. Kini, sejumlah negara, Amerika Serikat (AS), Korea Selatan (Korsel), Israel, India, Italia, Jepang, Malaysia, Taiwan, Inggris, Prancis, dan Spanyol meminta hasil tes negatif dari turis China.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mendesak negara-negara di dunia tidak membatasi turis dari negara mereka.
"China selalu meyakini bahwa tindakan pencegahan pandemi dari semua negara harus ilmiah dan sesuai, juga tidak boleh mempengaruhi perjalanan dan kerja sama," kata Wang.
"Kami juga mencatat bahwa baru-baru ini pakar kesehatan dari sejumlah negara percaya bahwa dari sudut pandang ilmiah, tak perlu memberlakukan pembatasan masuk kepada turis China," dia menambahkan.
Malah, Global Times, yang dikelola pemerintah China, dalam salah satu artikelnya pada Kamis (29/12) malam waktu setempat menyebut menetapkan aturan tidak berdasar dan diskriminatif.
"Tujuan sebenarnya (dari aturan) itu, adalah untuk menyabotase tiga tahun upaya pengendalian COVID-19 yang dilakukan China dan menyerang sistem negara ini," begitulah Global Times menyebut.
Simak Video "Alasan Indonesia Tak Wajibkan Turis China Negatif Covid-19"
[Gambas:Video 20detik]
(fem/fem)