TRAVEL NEWS
Warga China Siap Keliling Dunia, tapi Banyak Negara yang Ragu Menerima

China telah melonggarkan aturan Covid negaranya dan warga bebas bepergian. China akan membuka perbatasan pada 8 Januari 2023. Namun bukannya senang, banyak negara lain yang ragu menerima kedatangan warga China.
Diberitakan CNN, Jumat (30/12/2022) negara China telah mencabut kebijakan wajib karantina untuk kedatangan internasional yang berarti warganya bisa bebas traveling kemanapun. Namun kabar ini menimbulkan kekhawatiran sejumlah negara yang ragu menerima kedatangan turis China ke negaranya.
Hal ini juga dikarenakan kasus Covid di China kembali merebak tinggi. Hampir setengah dari 212 penumpang yang tiba di bandara Milan Italia dari China pada Senin lalu dinyatakan positif Covid, kata seorang kepala kesehatan regional pada Rabu.
Negara AS dan Jepang pasang kuda-kuda dengan memberlakukan perbatasan untuk kedatangan China. Namun Prancis dan Inggris membuka gerbang mereka lebar-lebar menyambut kedatangan China yang memang pendorong wisata mereka selama ini.
Negara yang pasang 'kuda-kuda'
Jepang mengumumkan pada hari Selasa bahwa semua pelancong yang pernah ke China daratan atau telah melakukan perjalanan ke sana dalam waktu tujuh hari akan diuji pada saat kedatangan mulai Jumat. Dan pemerintah akan membatasi jumlah penerbangan ke dan dari China.
"Sementara ada informasi bahwa infeksi menyebar dengan cepat di China daratan, kekhawatiran telah berkembang di Jepang karena sulit untuk memahami situasi secara detail," katan Perdana Menteri Fumio Kishida.
Hal yang sama juga dilakukan oleh India. Otoritas India menerapkan pedoman serupa pada pelancong tidak hanya dari China, tetapi juga beberapa lokasi terdekat termasuk Jepang, Korea Selatan, dan Thailand. Pedoman tersebut bertujuan untuk memastikan bahwa Covid tidak menyebar dengan cepat seperti yang terjadi di China.
Taiwan juga mengumumkan wajib tes pada saat kedatangan bagi para pelancong yang datang dari China daratan pada hari Rabu. Mereka melarang turis China daratan sejak pandemi dan hanya mengizinkan warga negara China untuk berkunjung karena alasan bisnis atau keluarga.
Sementara itu, Amerika Serikat mengumumkan akan mewajibkan hasil tes negatif pra-keberangkatan untuk pelancong dari China, termasuk Hong Kong dan Makau. Serta gerbang negara ketiga yang populer seperti Seoul, Toronto, dan Vancouver.
Bagaimana dengan Indonesia apakah akan menyiapkan kebijakan khusus untuk turis China? Eks Direktur Penyakit Menular Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama mendorong agar pemerintah RI untuk memperketat pengawasan dan pemeriksaan terhadap WNA China yang datang ke Indonesia.
"Hal yang dapat dilakukan pemerintah Indonesia, salah satunya adalah meningkatkan pengawasan bagi pendatang dari China. Termasuk kemungkinan kejadian penularan dan juga sampai analisis Whole Genome Sequencing (WGS)," kata Prof Tjandra.
Apalagi menurut Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin sudah ada 15 kasus COVID-19 sub-varian Omicron BF.7 yang bikin Covid ngamuk di China sudah masuk Indonesia. BF7 merupakan singkatan dari BA.5.2.1.7 yang masih merupakan turunan dari varian omicron BA.5.
"Di Indonesia sudah ada BF.7 tapi kenaikannya kecil sekali. Sudah ada 15 kasusnya," ujarnya.
Simak Video "Alasan Indonesia Tak Wajibkan Turis China Negatif Covid-19"
[Gambas:Video 20detik]
(sym/ddn)