TRAVEL NEWS
Negara Lain Batasi Turis China, RI Justru Kejar Target Kunjungan

Sejumlah negara membatasi masuknya turis China untuk mencegah penyebaran COVID-19. Sementara itu, Indonesia memilih menerima turis China dengan prokes ketat.
Menanggapi virus COVID-19 yang kembali merebak di China, 13 negara memutuskan untuk memperketat aturan masuk bagi turis China. Langkah pembatasan umumnya dilakukan dengan menyertakan syarat tes COVID-19 bagi turis China sebelum masuk ke negara lain.
Negara-negara yang melakukan pembatasan ini adalah Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Australia, India, Kanada, Jepang, Italia, Spanyol, Malaysia, Taiwan, Korea Selatan, dan Maroko. Bahkan, Maroko menutup pintu rapat-rapat kepada turis China.
Bagaimana dengan Indonesia?
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyampaikan pemerintah Indonesia tetap pada skenario awal, yakni membuka pintu bagi kedatangan turis China. Ia mengungkapkan tahun 2023 pemerintah memiliki target kunjungan turis China sebanyak 253.000 orang.
Indonesia menyambut positif kebijakan pemerintah China yang mengizinkan warganya untuk bepergian ke luar negeri mulai 8 Januari 2023. Meski hingga kini belum ada aturan gamblang mengenai mekanisme masuknya turis China ke Indonesia, Sandiaga mengatakan protokol kesehatan harus tetap diberlakukan secara ketat di destinasi wisata.
"Di dalam negeri kami akan terus galakkan CHSE. Kita ingin certified destination dan tentunya vaksinasi yang akan kita genjot khususnya booster dalam menyambut wisatawan mancanegara khususnya Tiongkok, dengan baik," kata Sandiaga dalam jumpa pers secara daring, Senin (2/1/2023).
"Saya mendengar dari Pak Menkes, kita memiliki tingkat kekebalan di atas 98 persen. Kita harus pastikan penerapan CHSE dan menyambut wisatawan China dalam prinsip terbuka dengan penuh kehati-hatian," dia menambahkan.
Selain itu, Sandiaga juga menjelaskan, Indonesia menginginkan turis China yang berkualitas. Hal itu akan terlihat dari durasi tinggal dan seberapa banyak mereka berbelanja.
Sementara itu, Sandiaa menyebutkan sudah beberapa permintaan maskapai China untuk dapat terbang langsung ke Indonesia, khususnya ke Jakarta dan Bali. Adapun untuk titik inbound-nya berada di Guangzhou, Shanghai, dan Beijing.
"Sembari menunggu kesiapan Garuda, kami juga mengharapkan Lion, Batik bisa mengisi permintaan penerbangan langsung dari China. Beberapa sudah meminta itu Air China, China Eastern dan China Southern ditingkatkan jumlah penerbangan sehingga akan terlihat kuartal pertama capaian targetnya," ujarnya.
Sebelum pandemi, Indonesia kedatangan 2 juta turis China dalam setahun. Melihat data ini, turis China punya peran penting dalam sektor pariwisata Indonesia.
Simak Video "Alasan Indonesia Tak Wajibkan Turis China Negatif Covid-19"
[Gambas:Video 20detik]
(pin/fem)