Welcome d'travelers !

Ayo share cerita pengalaman dan upload photo album travelingmu di sini. Silakan Daftar atau

ADVERTISEMENT

Jumat, 06 Jan 2023 11:11 WIB

TRAVEL NEWS

Kasus Covid di China Meroket, Maskapai Diinstruksikan Uji Limbah Pesawat

Syanti Mustika
detikTravel
Ilustrasi kabin pesawat kosong tanpa penumpang
Foto: Getty Images/EllenMoran
Jakarta -

Uni Eropa mendesak negara anggota untuk menguji limbah penerbangan yang berasal dari China. Hal ini sebagai langkah mendeteksi gelombang baru Covid-19 di China.

Diberitakan Aljazeera, Jumat (6/1/2023) pengujian limbah penerbangan itu dilakukan di tengah kekhawatiran global atas kebenaran data Covid-19 yang dilaporkan oleh pemerintah China. Selain itu, langkah tersebut menjadi salah satu dari sejumlah rekomendasi Dewan Eropa kepada negara-negara anggota UE, termasuk mewajibkan tes sebelum keberangkatan penumpang dari China dan juga pengujian acak terhadap penumpang pada saat kedatangan.

Para ahli mengatakan sementara pengujian air limbah dari penerbangan yang berasal dari China tidak akan mencegah penumpang yang terinfeksi menularkan virus ke orang lain. Namun, pengujian itu akan memberikan gambaran sekilas tentang skala wabah di negara itu dan apakah ada varian baru yang muncul di sana yang tidak umum di Eropa.

Cara kerja pengujian limbah

Proses pengujian limbah penerbangan dilakukan dengan pemeriksaan campuran urine dan feses dari toilet di pesawat-pesawat yang tiba dari China. Air limbah kemudian dianalisis untuk mengetahui berapa persen penumpang yang mengidap Covid-19, serta varian tertentu dari virus yang mungkin mereka miliki.

Otoritas lokal mengumpulkan limbah itu langsung setelah pesawat mendarat dan mengirimkannya ke laboratorium untuk pengujian. Setelah virus terdeteksi, genomnya diurutkan untuk mengetahui apakah itu subvarian yang diketahui atau varian baru.

Limbah juga dapat dikumpulkan dari seluruh bandara, tetapi hal ini tidak memungkinkan karena sulit untuk menentukan dari negara mana sampel tersebut berasal.

Belgia, Kanada, Austria, dan Australia adalah beberapa negara yang telah mengindikasikan akan menguji air limbah pesawat yang berasal dari China.

Amerika Serikat juga mempertimbangkan tindakan tersebut, menurut laporan media AS.

Pakar kesehatan mengatakan pengujian sampel air limbah dari maskapai yang ditumpangi penumpang dari China memungkinkan negara-negara untuk mengetahui kemungkinan varian baru yang dapat mengubah lintasan pandemi, seperti yang dilakukan Omicron pada akhir 2021.

Antoine Flahault, direktur Institut Kesehatan Global di Universitas Jenewa, mengatakan pengujian sampel air limbah juga akan membuka jendela tentang apa yang sedang terjadi di China, terutama dengan keraguan tentang transparansi dan ketekunan informasi kesehatan resmi yang akan datang dari pemerintah Cina.

China diterjang gelombang Corona

Virus Corona kembali merebak di China sebulan terakhir setelah pemerintah melonggarkan pembatasan. Wabah ini membuat rumah sakit dan rumah duka kewalahan.

WHO mengatakan data dari China menunjukkan bahwa belum ada varian baru yang ditemukan di sana. Tetapi data yang diterbitkan oleh China tidak melaporkan rawat inap dan pasien unit perawatan intensif.

China hanya mencatat 22 kematian semenjak Desember dan kondisi ini bertolak belakang dengan kondisi yang terjadi di China saat ini.



Simak Video "Alasan Indonesia Tak Wajibkan Turis China Negatif Covid-19"
[Gambas:Video 20detik]
(sym/fem)
BERITA TERKAIT
BACA JUGA